Pembacaan Alkitab: Mrk. 2:1-12
Doa baca: “Orang itu pun bangun, segera
mengangkat tikarnya dan pergi ke luar dari hadapan orang-orang itu, sehingga
mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, 'Yang begini belum pernah
kita lihat.'” (Mrk. 2:12)
Dalam ayat 12 kita dapati kata penutup mengenai
peristiwa ini, “Orang itu pun bangun,
segera mengangkat tikarnya dan pergi ke luar dari hadapan orang-orang itu,
sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya, ‘Yang begini belum
pernah kita lihat.’” Di sini kita dapati penggenapan perkataan Hamba-Penyelamat,
“Bangunlah, angkatlah tikarmu.”
Mengatakan “dosa-dosamu sudah diampuni”, lebih mudah daripada mengatakan
“bangunlah, angkatlah tikarmu dan berjalanlah.” Karena yang terakhir telah
digenapi, maka yang pertama, yang lebih mudah, tentu juga telah digenapi. Ini
adalah bukti yang kuat bahwa Hamba-Penyelamat mempunyai kuasa untuk mengampuni
dosa-dosa di bumi.
Orang lumpuh itu dibawa kepada Tuhan oleh orang
lain, tetapi ia pulang sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa bukan orang dosa itu
mampu datang ke hadapan Tuhan, melainkan orang dosa itu mampu pulang dari
hadapan Tuhan oleh karunia ke-selamatan Tuhan.
Dalam peristiwa ini kita nampak sifat insani maupun
sifat ilahi Hamba-Penyelamat. Ketika Tuhan menyebut orang lumpuh itu sebagai anak,
Tuhan bersikap sangat insani. Tuhan menyapanya secara akrab, dengan penuh
kebaikan insani. Tetapi ketika Tuhan menyuruh orang lumpuh itu bangun, mengangkat
tikarnya, dan pulang ke rumah, Ia mengekspresikan keilahian-Nya. Jadi, keilahian
Tuhan terekspresi pada keinsanian Tuhan. Keinsanian-Nya penuh dengan kebajikan,
dan keilahian-Nya penuh dengan kuasa. Kemuliaan Tuhan yang kita tampak di sini
adalah ekspresi dari kekuasaan Tuhan. Jadi, dalam kasus ini kita nampak keinsanian
Tuhan tertampil dalam kebajikan dan kesempurnaan insani, keilahian-Nya
termanifestasi dalam kemuliaan dan kehormatan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 7
No comments:
Post a Comment