Hitstat

19 July 2018

Markus - Minggu 6 Kamis


Pembacaan Alkitab: Mrk. 3:7-35
Doa baca: “Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.”  (Mrk. 3:9)


Dalam melaksanakan ministri Allah kita akan menghadapi masalah, tantangan, dan halangan.  Tuhan menghadapi halangan dalam pelayanan-Nya. Ketika Ia melaksanakan pelayanan Injil-Nya, Ia menemui berbagai masalah. Dalam Markus 3:7-12 kita dapati masalah kerumunan orang yang menghimpit Tuhan. Kerumunan bukanlah penolong bagi ministri hayat yang riil. Sebaliknya, kerumunan orang paling banyak hanya bisa membantu suatu pergerakan, tetapi tidaklah membantu ministri dalam hayat.

Dalam 3:7-12 ada dua kata yang bermakna yang digunakan dalam kaitannya dengan orang-orang yang berkerumun itu: mengimpit (ayat 9-10) dan menyentuh (ayat 10). Ayat 9 mengatakan, “Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.” Tuhan naik ke perahu untuk menghindari impitan orang banyak itu. Impitan orang banyak itu menghalangi orang-orang yang tulus hati untuk datang kepada Tuhan dan menyentuh Dia secara langsung. Jika kita berada di antara mereka yang hanya mengimpit Tuhan, kita tidak akan menerima apa-apa dari Dia. Untuk menerima sesuatu dari Dia, kita perlu menyentuh-Nya. Karena itu, dalam bagian Injil Markus ini, kata “mengimpit” dipakai dalam arti negatif, sedangkan kata “menyentuh” mempunyai arti positif.

Dalam perlambangan, perahu kecil yang diminta Tuhan agar dipersiapkan di dekat-Nya melambangkan gereja. Ministri yang benar adalah ministri di dalam perahu, suatu ministri yang menyalurkan suplai hayat bukan kepada orang-orang yang menghimpit Tuhan, melainkan kepada orang-orang yang dengan tulus damba menyentuh-Nya. Apa yang Tuhan perbuat berkenaan dengan orang banyak itu seharusnya menjadi contoh bagi kita, dan kita harus mengikuti jejak-Nya. Di sini kita nampak cara Tuhan berbeda dengan cara manusia. Ia tidak memandang penting kerumunan orang.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 11

No comments: