Hitstat

25 July 2018

Markus - Minggu 7 Rabu


Pembacaan Alkitab: Mrk. 3:22-35
Doa baca: “Siapa saja yang melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, saudara-Ku perempuan dan ibu-Ku.” (Mrk. 3:35)


Perkataan Tuhan dalam ayat 33-35 menunjukkan penolakan-Nya terhadap keprihatinan alamiah kaum keluarga-Nya. Untuk menggagalkan rencana si jahat dan menggenapkan pelayanan Injil-Nya, Ia tidak mau tinggal dalam hubungan hayat alamiah. Ini menyatakan kemutlakan-Nya bagi Allah dalam keinsanian-Nya.

Di sini kita juga nampak hubungan Tuhan dengan para pengikut-Nya bukanlah di dalam daging, tetapi di dalam roh. Siapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya, adalah saudara yang bisa membantu-Nya, saudari yang bisa bersimpati kepada-Nya, dan ibu yang bisa dengan lembut mengasihi-Nya.

Melalui pelayanan Injil Hamba-Penyelamat, orang-orang dosa yang percaya menjadi kaum kerabat rohani-Nya, menjadi saudara-saudara-Nya (Rm. 8:29; Ibr. 2:11) di rumah Allah (Ibr. 3:5) dan menjadi anggota-anggota-Nya bagi pembangunan Tubuh-Nya yang misteri (Ef. 5:30; 1 Kor. 12:12) untuk melakukan kehendak Allah.

Dalam 3:31-35 kita nampak bahwa Hamba-Penyelamat tidak menetap dalam hubungan hayat alamiah. Sebaliknya, hubungan-Nya dengan para pengikut-Nya adalah hubungan hayat rohani. Dari tindakan penunjang di sini kita nampak agar kuat dalam ministri Allah, kita perlu menyangkal hubungan-hubungan alamiah.

Dalam kelima tindakan penunjang bagi pelayanan Injil Hamba-Penyelamat ini kita nampak bahwa tidak ada tempat bagi konsepsi alamiah, pemahaman alamiah, atau hubungan alamiah. Kita tidak boleh bertumpu pada konsepsi atau hubungan alamiah. Untuk mengikuti Tuhan dalam perkara-perkara ini, segalanya harus rohani, ilahi, kudus, dan menurut Allah, demikian barulah kita memiliki pijakan dan keberanian dalam melaksanakan pekerjaan Allah. Semua peristiwa yang tercatat dalam Injil Markus terjadi di bawah kedaulatan Tuhan. Jika kita nampak isi, cara, dan tindakan-tindakan tersebut, kita akan tahu apakah pelayanan Injil itu, dan tahu bagaimana memiliki tumpuan, posisi, untuk melakukan pekerjaan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 12

No comments: