Hitstat

19 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Senin

Berdiri Di Bukit Sion (1)
Wahyu 14:1
“Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.”

Seratus empat puluh empat ribu orang itu berdiri bersama Anak Domba di bukit Sion (ay. 1). Sion yang tercantum dalam ayat 1 ini bukan bukit Sion yang di bumi, melainkan yang di surga (Ibr. 12:22). Ini berarti mereka telah diangkat ke surga sebelum penganiayaan oleh Antikristus. Setelah pengangkatan itu, Antikristus akan menganiaya orang banyak dan memaksa mereka menyembahnya. Dengan fakta ini kita tahu, bahwa para pemenang yang masih hidup saat Tuhan datang untuk kali kedua, akan diangkat sebelum kesusahan besar ke bukit Sion.
Ayat 3 mengatakan bahwa ke-144.000 orang itu “telah ditebus dari bumi itu”. Ayat ini juga membuktikan bahwa mereka sudah tidak berada di bumi, melainkan sudah terangkat ke surga. Haleluya! Mereka sudah tidak lagi berada di bumi, karena mereka telah ditebus “dari bumi itu”.
Ayat 4 mengatakan, mereka itu “ditebus dari antara manusia”. Kata-kata ini juga menunjukkan bahwa mereka tidak lagi hidup di tengah-tengah manusia, melainkan di surga.
Apakah kita mendambakan pengangkatan ini? Jika ya, maka kita perlu tahu salah satu ciri dari para pemenang itu. Ayat satu menunjukkan bahwa pada dahi 144.000 orang itu “tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya”. Ini menyatakan bahwa unsur Anak Domba dan Bapa tersusun di atas diri mereka, itulah sebabnya nama Anak Domba dan nama Bapa tertulis pada dahi mereka. Ini berlawanan dengan orang-orang yang menyembah binatang itu, yang pada dahinya tertulis nama binatang itu (13:16-17).

Berdiri Di Bukit Sion (2)
Why. 4:6; 14:1; 21:12-21; 22:1-2

Meskipun ayat-ayat dalam Wahyu 14:1-4 ini menyiratkan pengang-katan, namun sesungguhnya ayat-ayat ini tidak mengatakan apa-apa tentang pengangkatan. Kita diberi tahu bahwa anak laki-laki itu “dilarikan”, tetapi tentang buah bungar kita diberi tahu bahwa mereka itu “berdiri di bukit Sion” bersama Anak Domba. Jika kita bertanya kapan mereka ada di sana, mereka pasti berkata, “Kami memang biasa di sini. Tidak ada yang aneh, karena kami telah hidup di hadirat Tuhan selama bertahun-tahun. Kami telah lama hidup dalam suasana yang demikian.” Inilah ciri lain dari para pemenang itu, yaitu mereka selalu hidup di hadirat Tuhan.
Karena bagi mereka tidak ada masalah di mana mereka berada, maka tidak dikatakan bahwa mereka telah diangkat; sebaliknya kita hanya diberi tahu bahwa ke-144.000 orang itu berdiri bersama-sama Anak Domba di bukit Sion. Sama halnya jika seorang istri jauh dari suaminya selama bertahun-tahun, saat berjumpa kembali dengan suaminya, sang istri akan merasakan kegembiraan yang luar biasa. Tetapi jika dia sudah setiap saat bersamanya, maka pasti perasaannya tidak akan demikian. Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Apakah sekarang ini kita juga bersekutu dengan-Nya secara intim, dan hanya mencintai-Nya saja? Jika demikian hidup kita, maka soal berdiri di bukit Sion bukanlah satu hal yang mengherankan, melainkan merupakan suatu pengalaman biasa.
Ciri lain dari para pemenang itu adalah menjaga keperawanannya. Kita perlu berkata, “Tuhan, untuk kepuasan-Mu, aku ingin matang lebih dini. Tuhan, aku tidak mempermasalahkan keterangkatanku — aku hanya ingin Engkau puas. Tuhan, selama aku bisa memuaskan-Mu, tidak ada bedanya apakah aku tinggal di bumi atau di surga.” Demikianlah sikap para pemenang tersebut.
Selain itu, ke-144.000 orang itu adalah orang-orang yang “mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi” (ayat 4). Jadi, bukan Anak Domba yang mengikuti kita, melainkan kita yang mengikuti Dia ke mana saja Ia pergi. Kita semua harus belajar pelajaran ini.
Semoga kita menjadi orang-orang yang diberkati dengan terus menerus menempuh hidup sedemikian.

Penerapan:
Bila kita mau jadi pemenang dan diangkat ke bukit Sion, maka setiap hari kita harus menempuh hidup yang berkemenangan dalam setiap aspek. Tutur kata, tindak tanduk, pekerjaan, kehidupan dan pelayanan kita haruslah mengekspresikan sang Anak Domba dan sang Bapa.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau berbagian dalam kelompok orang-orang yang berdiri di Bukit Sion. Karena itu, selamatkan aku setiap hari dari kebiasaan hidupku yang lama, yang tidak bersatu dengan-Mu. Benahilah hidupku Tuhan, agar aku boleh bertumbuh dan menjadi pemenang.

No comments: