Hitstat

28 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Rabu

Bait Suci Kemah Kesaksian Di Sorga
Wahyu 15:5
“Kemudian daripada itu aku melihat orang membuka Bait Suci-kemah kesaksian-di sorga”

Mengapa kemah kesaksian itu tidak disebut kemah saja? Karena di dalam kemah itu ada tabut dan di dalam tabut ada hukum Allah (Kel. 25:16). Hukum Allah mempersaksikan Allah. Itulah sebabnya kemah itu disebut kemah kesaksian. Jadi, baik kemah kesaksian maupun tabut merupakan ekspresi Allah, kesaksian Allah. Inilah fokus dari kesebelas pasal terakhir kitab Wahyu, yaitu untuk ekspresi Allah dan Kristus sebagai kesaksian Allah. Inilah yang dilihat Yohanes. Haleluya! Sebelum penumpahan ketujuh cawan itu, Bait Suci kemah kesaksian di sorga tidak lagi tersembunyi, tetapi telah dibukakan untuk dilihat oleh alam semesta. Ekspresi Allah dan kesaksian Allah akan diperlihatkan kepada alam semesta.
Dari sini kita tahu bahwa apa yang Allah inginkan bukan hanya takhta tetapi bait, ekspresi Allah. Tujuan kekal Allah bukan berada di atas takhta, melainkan di dalam bait. Karena takhta Allah tegak untuk selama-lamanya, tetap ada selamanya (Mzm. 45:7), maka tidak perlu mendirikannya. Namun, Bait Allah memerlukan banyak sekali pekerjaan pembangunan. Kita perlu menyadari bahwa Allah hari ini memerlukan sebuah bait, gereja, bangunan untuk ekspresi-Nya. Segala sesuatu yang Allah kerjakan hari ini adalah untuk ini. Kita bukan hanya untuk keselamatan individu, melainkan untuk pembangunan gereja secara korporat bagi kesaksian-Nya, bagi ekspresi-Nya (1 Ptr. 2:5). Marilah kita mengarahkan penuntutan rohani kita bagi pembangunan gereja.

Allah Di Atas Takhta Di Dalam Bait-Nya
Why. 16:17
Yohanes melihat, “… Bait Suci dari kemah kesaksian …”? Bahasa Yunani dari frase “Bait Suci” dalam ayat ini adalah “naos”, maksudnya adalah “ruang maha kudus”, bagian yang terdalam dari Bait Suci, tempat tabut berada. Jadi, Yohanes melihat ruang maha kudus dari kemah kesaksian, yaitu tempat tabut berada. Inilah suasana di sorga sebelum ketujuh cawan ditumpahkan. Kemah kesaksian adalah tempat kediaman Allah, sedangkan tabut mengacu kepada Kristus sebagai kesaksian Allah.
Dalam Perjanjian Lama, umat Allah secara bertahap memahami bahwa Allah itu adalah sang Mahakuasa yang duduk di atas takhta untuk pemerintahan-Nya. Kemudian, berangsur-angsur Allah mewahyukan keinginan-Nya untuk memiliki sebuah bait sebagai ekspresi-Nya. Dalam Perjanjian Baru, sekali lagi kita nampak bahwa Allah ada di dalam tempat kediaman-Nya, bait-Nya, yaitu gereja. Dan kelak, sebagai kesimpulannya, bait ini akan menjadi Yerusalem Baru, yang sepenuhnya merupakan ekspresi Allah.
Kitab Wahyu terbagi bagian. Bagian pertama adalah pasal 1-11, fokusnya adalah takhta yang dilingkungi pelangi (4:2-3). Semua perbuatan Allah di bagian ini berasal dari dan dikendalikan oleh takhta tersebut, dan semuanya terutama adalah untuk penghakiman Allah atas bumi. Sewaktu Allah dalam murkanya melaksanakan penghakiman-Nya atas umat manusia yang memberontak, ada pelangi yang melingkungi takhta, yang mengingatkan Allah akan janji-Nya.
Sedangkan di bagian kedua, yaitu dari pasal 12 sampai selesai, fokusnya adalah Bait Suci dengan tabutnya (11:19; 15:5). Semua perbuatan Allah di bagian ini berasal dari Bait. Bait Suci dengan tabut terutama adalah untuk pembangunan Allah demi mengekspresikan diri-Nya, untuk kesaksian-Nya.
Fokus penghakiman Allah adalah takhta dan fokus kesaksian Allah adalah Bait Suci. Maka, kesaksian Allah berasal dari penghakiman Allah, dan penghakiman Allah adalah untuk kesaksian Allah. Bait berasal dari takhta, dan takhta adalah untuk Bait. Prinsip ini bisa diterapkan pada diri kita hari ini. Jika kita mau bagi Bait Allah, ekspresi Allah, kita harus rela dihakimi terlebih dulu. Betapa banyak perkara di dalam kita yang perlu dihakimi! Hasil dari penghakiman ini akan menjadi kesaksian Allah.

Penerapan:
Mari kita mengalokasikan waktu untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya, sehingga mereka boleh dipakai sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi ekspresi Allah di bumi.

Pokok Doa:
“Ya Tuhan, terima kasih atas karya keselamatan-Mu yang sempurna, yang membuat aku menjadi tempat kediaman-Mu. Tuhan, pakailah aku untuk membagikan keselamatan ini kepada temanku yang belum percaya. Tuhan, sertai dan berkatilah aku.”

No comments: