Hitstat

12 November 2018

Markus - Minggu 23 Senin


Pembacaan Alkitab: Mrk. 14:1-26
Doa baca: “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, 'Ambillah, inilah tubuh-Ku'” (Mrk. 14:22)


Roti dan Cawan


Markus 14:1-42 berkaitan dengan mempersiapkan murid-murid-Nya untuk kematianNya. Dalam Injil Markus yang berkaitan dengan persiapan Tuhan ini ada dua pesta selain perayaan Paskah. Pesta pertama dipersiapkan untuk Tuhan oleh mereka yang mengasihi Dia. Pesta kedua adalah perjamuan malam Tuhan yang didirikan oleh Tuhan segera setelah perayaan Paskah. Perjamuan malam Tuhan dipersiapkan oleh Tuhan bagi muridmurid-Nya. Makna perjamuan yang dipersiapkan bagi Tuhan oleh murid-murid-Nya jauh lebih dangkal jika dibandingkan dengan makna meja Tuhan. Perjamuan malam yang didirikan oleh Tuhan Yesus, sebaliknya, sangat dalam dan misterius. Perjamuan ini adalah tanda, simbol dari keseluruhan pengaturan Perjanjian Baru Allah. Pengaturan Allah dalam zaman Perjanjian Baru berkaitan dengan meja Tuhan.

Tuhan Yesus mendirikan perjamuan malamNya, “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata, 'Ambillah, inilah tubuh-Ku'” (14:22). Sesudah itu Dia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan berkata, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang” (ayat 24). Jadi, meja Tuhan mencakup satu roti dan satu cawan. Tuhan Yesus berkata, “Akulah roti hayat” (Yoh. 6:35). Ini menunjukkan bahwa dalam Alkitab, roti adalah perkara hayat. Selain itu, dalam Alkitab, cawan menandakan berkat. Karena itu, cawan itu disebut cawan berkat. Roti berkaitan dengan hayat dan cawan berkaitan dengan berkat. Sesungguhnya, hayat atau berkat ini adalah Allah Tritunggal, Allah sendiri dalam Kristus dan melalui Roh. Jadi, hayat ilahi dan berkat ilahi adalah Allah Tritunggal itu sendiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 2, Berita 44

No comments: