Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:21
Doa baca: “Dia yang tidak mengenal
dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita
dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor. 5:21)
Khasiat Kekal Kematian Tuhan
Ketika Tuhan Yesus berseru,
“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” pada waktu itu, Dia sedang
menanggung dosa-dosa kita (1 Ptr. 2:14), dijadikan dosa karena kita (2 Kor.
5:21), dan mengambil tempat orang dosa (1 Ptr. 3:18). Ini berarti Allah
menghakimi Dia sebagai pengganti kita karena dosa-dosa kita. Dalam pandangan
Allah, Kristus telah menjadi orang dosa yang besar. Mengenai hal ini, 2
Korintus 5:21 mengatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Allah
membuat Kristus bukan hanya menjadi pengganti kita, juga membuat Dia menjadi
dosa karena kita. Selama tiga jam terakhir Kristus berada di atas salib, saat
itulah Allah membuat-Nya menjadi dosa. Karena Kristus adalah pengganti dan
dijadikan dosa dalam pandangan Allah, maka Allah menghakimi Dia.
Kematian Tuhan Yesus bukan
hanya kematian seorang manusia, juga adalah kematian seorang Manusia-Allah.
Karena alasan ini, kematian-Nya memiliki khasiat kekal. Kematian Tuhan memiliki
kuasa kekal bagi penebusan kita. Jika tidak, tidak akan mungkin seorang manusia
mati bagi begitu banyak orang. Seorang individu terbatas karena seorang manusia
tidak kekal. Jika Tuhan telah mati hanya sebagai manusia, kematian-Nya akan
terbatas khasiat-Nya. Dia dapat menjadi pengganti bagi satu orang tetapi tidak
bagi jutaan orang. Setelah Allah menganggap Dia sebagai orang dosa untuk
menjadi pengganti kita, bahkan membuat Dia menjadi dosa karena kita, dan telah
menerima persembahan-Nya, Allah sebagai Roh Kudus yang telah turun ke atas Dia
meninggalkan Dia. Namun, Tuhan masih tetap seorang Manusia-Allah dan mati
sebagai Manusia-Allah. Karena itu, di dalam kematian-Nya ada unsur ilahi dan
kekal. Kematian-Nya telah menggenapkan penebusan kekal dengan kefektifan dan
kuasa yang kekal.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 48
No comments:
Post a Comment