Hitstat

28 November 2018

Markus - Minggu 25 Rabu


Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:21
Doa baca: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor. 5:21)


Khasiat Kekal Kematian Tuhan


Ketika Tuhan Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” pada waktu itu, Dia sedang menanggung dosa-dosa kita (1 Ptr. 2:14), dijadikan dosa karena kita (2 Kor. 5:21), dan mengambil tempat orang dosa (1 Ptr. 3:18). Ini berarti Allah menghakimi Dia sebagai pengganti kita karena dosa-dosa kita. Dalam pandangan Allah, Kristus telah menjadi orang dosa yang besar. Mengenai hal ini, 2 Korintus 5:21 mengatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Allah membuat Kristus bukan hanya menjadi pengganti kita, juga membuat Dia menjadi dosa karena kita. Selama tiga jam terakhir Kristus berada di atas salib, saat itulah Allah membuat-Nya menjadi dosa. Karena Kristus adalah pengganti dan dijadikan dosa dalam pandangan Allah, maka Allah menghakimi Dia.

Kematian Tuhan Yesus bukan hanya kematian seorang manusia, juga adalah kematian seorang Manusia-Allah. Karena alasan ini, kematian-Nya memiliki khasiat kekal. Kematian Tuhan memiliki kuasa kekal bagi penebusan kita. Jika tidak, tidak akan mungkin seorang manusia mati bagi begitu banyak orang. Seorang individu terbatas karena seorang manusia tidak kekal. Jika Tuhan telah mati hanya sebagai manusia, kematian-Nya akan terbatas khasiat-Nya. Dia dapat menjadi pengganti bagi satu orang tetapi tidak bagi jutaan orang. Setelah Allah menganggap Dia sebagai orang dosa untuk menjadi pengganti kita, bahkan membuat Dia menjadi dosa karena kita, dan telah menerima persembahan-Nya, Allah sebagai Roh Kudus yang telah turun ke atas Dia meninggalkan Dia. Namun, Tuhan masih tetap seorang Manusia-Allah dan mati sebagai Manusia-Allah. Karena itu, di dalam kematian-Nya ada unsur ilahi dan kekal. Kematian-Nya telah menggenapkan penebusan kekal dengan kefektifan dan kuasa yang kekal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 48

No comments: