Hitstat

16 June 2006

Kejadian Volume 3 - Minggu 1 Jumat

Menjadi Orang Dosa (1)
Roma 5:19
“Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”

Manusia yang jatuh menjadi orang dosa (Rm. 5:19). Di dalam diri manusia yang telah jatuh terdapat suatu susunan, dan unsur utama dari susunan itu adalah sifat Iblis. Jadi, tanpa berbuat dosa pun, kita tetap adalah orang dosa karena sifat Iblis ada di dalam kita. Hal ini sering kali kita alami dalam hidup sehari-hari kita.
Pada awal hidup Kristiani kita, yang kita perhatikan hanyalah perbuatan kita, bukan hakiki diri kita. Kita sering merasa sedih dan tertekan oleh karena apa yang kita lakukan dan bukan karena apa adanya kita. Kita mengira, asal kita sanggup membenahi hal-hal tertentu, kita akan menjadi orang Kristen yang baik. Lalu mulailah kita mengubah tingkah laku kita. Namun hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Kita berusaha menyenangkan hati Tuhan, tetapi di dalam kita ada sesuatu yang tidak menyenangkan hati-Nya. Kita berusaha rendah hati, tetapi di dalam diri kita ada kesombongan yang luar biasa. Kita mencoba mengasihi, tetapi di batin, kita tahu bahwa kita tidak dapat mengasihi. Walau kita tersenyum dan berusaha tampak ramah, tetapi kita tahu bahwa itu munafik. Semakin berusaha membenahi diri, semakin kita sadar bahwa persoalannya sudah berurat-berakar. Saat inilah, kita perlu datang kepada Tuhan dan berkata, “Tuhan, kini aku nampak, bukan “perbuatan”-ku saja yang salah; “diri”-ku pun salah. Oh Tuhan, aku perlu keselamatan dari-Mu. Aku benar-benar tidak bisa mengandalkan diriku, aku hanya dapat mengandalkan Engkau.”
Saudara saudari, kita tidak perlu bangga dengan segala kebaikan kita karena ada unsur si jahat di dalamnya.

Menjadi Orang Dosa (2)
Rm. 3:23; 5:19

Istilah “orang dosa” mula-mula muncul pada Kitab Roma pasal lima. Di pasal itu orang dosa disebut “orang dosa” bukan karena ia telah berbuat dosa, tetapi karena ia terlahir sebagai orang dosa. Pengenalan ini sangat penting. Para penginjil senang meyakinkan para pendengarnya bahwa mereka adalah orang dosa, dengan memakai ayat dalam Roma 3:23, yang mengatakan, “Semua orang sudah berbuat dosa.” Tetapi sebenarnya ini tidaklah tepat kebenarannya. Pengajaran Kitab Roma adalah, kita disebut orang dosa bukan karena kita telah berbuat dosa, melainkan karena kita memang adalah orang dosa.
Sifat Iblis telah masuk ke dalam diri manusia, dan menjadi unsur yang membuat manusia menjadi orang dosa. Jangan mengira bahwa kita menjadi orang dosa dikarenakan kita bersalah atau melakukan perbuatan dosa. Sebelum melakukan perbuatan dosa apa pun, kita sudah menjadi orang dosa. Sebatang pohon yang baik, tidak akan menghasilkan buah yang tidak baik (Mat. 7:17-18). Demikian juga, hanya orang dosa yang melakukan perbuatan dosa. Jadi, bukan karena berbuat dosa baru menjadi orang dosa, melainkan karena kita telah tersusun menjadi orang dosa, maka kita berbuat dosa.
Bagaimana kita bisa menjadi orang dosa? Roma 5:19 mengatakan, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa.” Asal kita adalah keturunan Adam, maka kita adalah orang dosa. Ada orang dosa yang jahat, ada pula orang dosa yang baik. Ada orang dosa yang bermoral, ada pula orang dosa yang bejat. Namun, semuanya sama, semuanya adalah orang dosa. Kadang-kadang kita mengira, asal kita tidak melakukan hal-hal tertentu, semuanya akan baik. Tetapi persoalannya lebih dalam daripada apa yang kita lakukan, persoalannya terletak pada apa adanya kita.
Karena kita terbentuk menjadi orang dosa dan di dalam kita terdapat hayat jahat Iblis, maka Paulus mengatakan “dosa yang ada di dalam aku” dan “yang jahat itu ada padaku” (Rm. 7:17, 20-21). Paulus menemukan bahwa ada unsur jahat di dalam dirinya, dan ia menyebutnya “dosa yang ada di dalam aku”. Paulus tahu, begitu ia mencoba berbuat baik, si jahat itu makin menghimpitnya. Dalam bahasa Yunani istilah “jahat” dalam Roma 7:21 sama dengan istilah yang diterjemahkan sebagai “yang jahat” atau “si jahat” dalam Matius 6:13, 13:38, Yohanes 17:15, dan 1 Yohanes 5:19. Siapakah si jahat yang dimaksud? Iblis atau Satan. Kapan saja kita mencoba untuk berbuat baik, si jahat itu, yaitu Iblis, ada pada kita. Betapa kita memerlukan jalan keselamatan!

Penerapan:
Sering kali kita mengalami seperti yang Paulus katakan, “… bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat ”. Jalan keselamatan satu-satunya adalah berpaling ke dalam roh kita dan melakukan segala sesuatu bersama Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan, semakin aku berusaha melakukan kebaikan, aku semakin gagal. Pimpinlah aku untuk terlepas dari semua usaha diriku sendiri ini. Aku perlu diri-Mu, Tuhan, yang adalah jalan untuk memerdekakanku dari sifat dosa yang ada di dalam aku.

No comments: