Hitstat

11 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 4 Senin

Berkat dan Nubuat tentang Yusuf
Kejadian 49:22
“Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.”

Dalam Kejadian 49:22, Yakub berkata tentang Yusuf, “Yusuf adalah anak dari pohon yang berbuah lebat, anak dari pohon yang berbuah lebat yang di sisi mata air; dahan dahannya naik mengatasi tembok” (T.L.). Pertama-tama Yusuf adalah anak dari pohon yang berbuah banyak. Pohon berbuah banyak itu pastilah mengacu kepada Yakub. Fakta bahwa Yakub mempunyai 12 orang putra, menandakan bahwa ia sangat subur. Yakub itu putra Ishak, dan Ishak itu putra Abraham, bapa kaum terpanggil. Dalam Alkitab, Allah disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub (Kel. 3:6, Mat. 22:32). Sebagai seorang yang “subur”, Yakub melambangkan Allah yang kaya dengan kelimpahan, sedangkan Yusuf melambangkan Kristus, Putra Allah, sebagai “cabang” yang berasal dari Allah. Berdasarkan alasan inilah, Kristus dalam Perjanjian Lama disebut cabang (Yer. 23:5, Za. 6:12). Kristus sebagai putra Allah merupakan cabang yang berasal dari Allah yang limpah.
Selanjutnya, disebutkan bahwa Yusuf itu adalah anak dari pohon yang berbuah banyak yang di sisi mata air. Mata air itu tak lain Allah sendiri (Yer. 2:13). Baik pohon maupun mata air, keduanya adalah Allah; Yakub, sebagai pohon yang berbuah banyak, hidup berdasarkan Allah sebagai mata air. Yakub menyadari bahwa semua kelimpahannya berasal dari Allah sebagai mata air. Menurut Yohanes 15, seluruh kaum beriman dalam Kristus adalah ranting-ranting dari pokok anggur yang benar (Yoh. 15:5). Kalau kita mau berbuah banyak, kita perlu melekat dengan Kristus seraya menikmati suplai hayat ilahi yang mengalir dari mata air surgawi – Allah sendiri.

Anak Pohon yang Berbuah Lebat
Kej. 49:22; Gal. 5: 22-23; Mat. 12:43-45

Kejadian 49:22 mengatakan, “Yusuf adalah anak dari pohon yang berbuah lebat, anak pohon yang berbuah lebat di sisi mata air, maka ranting-rantingnya naik mengatasi tembok” (T.L.). Yusuf “berbuah” amat banyak (Gal. 5:22-23). Ia tidak ada waktu untuk berbantahan dengan saudara-saudaranya ataupun berkelahi dengan yang lain. Yusuf dipenuhi dengan buah-buah yang baik (buah-buah Roh) di dalam batinnya. Orang-orang yang diduduki perkara-perkara negatif biasanya disebabkan karena mereka tidak diduduki oleh perkara-perkara yang positif. Dalam Matius 12, terdapat suatu kasus di mana seorang yang kondisi batinnya kosong lalu dirasuki tujuh setan (Mat. 12:43-45). Orang tersebut keadaannya seperti sebuah apartemen yang bersih dan tanpa penghuni. Banyak orang yang memang “bersih”, namun batinnya dalam keadaan kosong dan tanpa penghuni. Sebab itulah mereka kemudian dijejali oleh perkara-perkara negatif. Kita perlu diisi perkara-perkara positif, barulah kita akan kehilangan kapasitas, waktu, dan energi untuk melakukan perkara-perkara semacam gosip atau pergunjingan. Yusuf bukanlah orang yang diduduki perkara-perkara negatif. Semenjak masa mudanya, ia telah dipenuhi dengan perkara-perkara yang positif. Yusuf telah diisi oleh kehendak ayahnya, pikiran ayahnya, kesukaan ayahnya dan amanat ayahnya, sehingga tak ada kesempatan bagi “tikus-tikus tanah” untuk memasukinya. Jalan terbaik untuk memelihara diri kita dari hal-hal yang negatif ialah dengan mengisi diri kita dengan hal-hal yang positif.
Kejadian 49:22 mengisahkan Yusuf sebagai anak dari pohon yang berbuah lebat. Perkataan “anak” di sini diartikan dahan atau cabang. Kebanyakan terjemahan menerjemahkan istilah Ibrani ini sebagai “dahan” yang berupa cabang yang besar. Ini berarti bahwa Yusuf adalah cabang dari pokok yang berbuah lebat. Dalam alam semesta hanya ada satu pohon yang berbuah lebat, yakni Kristus. Sebagai cabang dari Allah, Kristus merupakan pohon yang berbuah lebat. Zakharia 6:12 berkata, “Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN.” Tunas (Cabang, T.L.) inilah Kristus. Kristus sebagai cabang Allah, telah menjulurkan Allah kepada manusia, yang akhirnya menjadi sebatang pohon. Sebagai anggota-anggota Kristus, janganlah terlalu memperhatikan kelemahan, kegagalan, ataupun keadaan sekeliling kita yang buruk. Semua orang yang mengasihi Tuhan pasti akan berbuah banyak. Janganlah kita memandang situasi dari sudut yang gelap, melainkan dari sudut yang mulia. Allah itu pemenang, dan gereja itu berbuah banyak. Sebagai cabang-cabang Kristus, kita akan menjalar ke luar. Petrus, Paulus dan semua pencinta-pencinta Kristus dari abad ke abad telah bercabang dan berbuah banyak.

Penerapan:
Orang yang mengasihi firman Tuhan akan seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Maz. 1:2-3). Kehidupan yang berbuah tidak lepas dari kehidupan yang mencintai dan merenungkan Firman Tuhan. Marilah kita belajar lebih mencintai dan merenungkan Firman Tuhan, agar buah-buah yang baik dihasilkan dalam kehidupan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kami mengakui bahwa kami kurang berbuah karena kami tidak mencintai Firman-Mu. Tuhan jadikanlah kami hari ini orang-orang yang mencintai Firman-Mu agar kami dapat menjadi orang yang berbuah.

No comments: