Hitstat

01 March 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 2 Jumat

Bagaimana Injil Diberitakan
Kejadian 49:13
“Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon.”

Dalam Kisah Para Rasul 1:8 Tuhan berkata kepada murid-murid-Nya, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Menurut ayat di atas, cara yang tepat untuk mewartakan berita Injil bukanlah dengan “menunggangi keledai” yang mengandalkan kekuatannya sendiri. Melainkan dengan “kapal-kapal layar” yang didorong oleh kekuatan angin (Roh Kudus) dari atas. Dalam Kisah Para Rasul 1:8 Tuhan memberitahukan kepada penginjil-penginjil Galilea agar menunggu hingga mereka menerima kuasa yang dari atas, dan Kisah Para Rasul 2:2 mencatat, “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras.” Mulai dari saat itu dan seterusnya, “kapal-kapal” Injil mulai berlayar. Salah satu di antara kapal-kapal hidup ini bernama Petrus. Pada hari Pentakosta, Petrus bagaikan sebuah kapal yang berlayar dengan kekuatan yang berasal dari angin yang kencang dan keras.
Menurut makna rohani dalam keempat kitab Injil dan Kisah Para Rasul, penginjil-penginjil dari Galilea ini ialah kapal-kapal yang berlayar oleh dorongan kekuatan angin surgawi sehingga segala kelimpahan Injil Kristus boleh sampai kepada bangsa-bangsa. Kalau kita mau berbagian dalam pewartaan Injil Kristus, pertama-tama kita harus menyadari bahwa diri kita haruslah lebih dahulu dipenuhi oleh Roh Kudus hingga meluap. Kita memerlukan kekuatan angin surgawi yakni Roh Kudus untuk mendorong kita pergi kepada orang-orang dosa dan melayankan kekayaan Injil Kristus kepada mereka. Inilah cara yang tepat dalam memberitakan Injil.

Perluasan Injil Kristus
Kej. 49:13; Kis. 27:3, 28:14; Ul. 33:18

Kejadian 49:13 mencatat bahwa wilayah Zebulon akan berbatasan dengan Sidon. Sidon adalah sebuah kota kafir yang terletak di luar tanah Kanaan. Sidon terletak di tepi pantai, dan dari tempat inilah lalu lintas laut saat itu meluas sampai ke belahan dunia lain. Dalam Kejadian 49:13, kita mempunyai pelabuhan kapal dan batas wilayah kalangan orang kafir. Sejarah penginjilan dalam Kisah Para Rasul cocok sekali nubuatan ini. Dalam Kisah Para Rasul penginjil-penginjil zaman itu berlayar dari Yerusalem ke Asia Kecil dan kemudian menyeberang laut Aegean, terus ke Yunani, Roma dan Spanyol. Rasul Paulus bertolak dengan sebuah perahu dari Yerusalem, dan berlayar, pertama-tama ke Sidon, terakhir ke Roma (Kis. 27:3, 28:14). Jadi nubuat tentang Zebulon telah digenapi dalam sejarah penginjilan yang dicantumkan dalam Kisah Para Rasul.
Dalam terang Perjanjian Baru, kita melihat bahwa Zebulon termasuk di Galilea, di mana penginjil-penginjil Galilea diutus keluar. Menurut sejarah, Injil dihasilkan melalui Yehuda, kemudian penginjilan dilaksanakan oleh Zebulon. Dalam catatan mengenai Yehuda, kata “singa” itu sangat penting, sedangkan dalam catatan mengenai Zebulon, kata “perahu” atau “kapal” itu (dalam bentuk jamak) sangat penting. Jadi, hanya ada satu Kristus, tetapi banyak penginjil Galilea. Hanya ada satu Injil, tetapi banyak kapal. Sebagai gereja, kita haruslah menjadi “kapal-kapal di pelabuhan” yang telah dimuati Kristus dan siap untuk bertolak bagi pewartaan Injil.
Ratusan tahun setelah Yakub mengucapkan perkataan nubuat dalam Kejadian 49, kemudian Musa, yang membawa turun hukum taurat mengatakan: “Bersukacitalah, hai Zebulon, atas perjalanan-perjalananmu.” (Ul. 33:18). Perjalanan yang disebut dalam pasal ini ditujukan pelayaran perahu (Kej. 49:13). Jadi, perkataan Musa sangat sesuai dengan perkataan Yakub. Yakub menyamakan Zebulon dengan kapal-kapal, dan sudah tentu untuk pelayaran. Musa menganjuri Zebulon untuk bersukacita atas perjalanannya. Jika kita pergi demi penginjilan, niscayalah akan bersukacita. Orang-orang yang paling bersukacita dan paling bahagia adalah mereka yang pergi memberitakan Injil. Hari ini memberitakan Injil bukan lagi dimonopoli oleh mereka yang disebut sebagai “penginjil” saja, tetapi dilakukan oleh seluruh kaum beriman dalam gereja. Dalam gereja setiap saudara saudari adalah penginjil, harus melakukan pekerjaan pemberitaan Injil. Memang pengalaman pribadi kita harus diperdalam, tetapi setiap orang tetap perlu melakukan pekerjaan pemberitaan Injil. Bilamana kita ini sebuah kapal, berlayar dengan kekuatan angin surgawi (Roh Kudus), niscayalah kita akan bersukacita. Haleluya, kita mempunyai Yehuda sebagai keempat kitab Injil dan Zebulon sebagai kitab Kisah Para Rasul!

Penerapan:
Mengapa banyak anak-anak Allah telah kehilangan sukacita mereka? Salah satu sebab utama adalah karena mereka tidak keluar untuk memberitakan injil. Hari ini jika kita mau bersukacita, kita harus menggunakan waktu kita untuk pergi memberitakan injil. Orang yang paling sukacita adalah orang setiap hari memberitakan injil!

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, kiranya Engkau memenuhi aku dengan kekuatan angin surgawi-Mu yakni Roh Kudus, agar kami terus terdorong untuk memberitakan Injil-Mu dan membawa orang berdosa kepada-Mu.

No comments: