Hitstat

27 July 2007

Matius Volume 4 - Minggu 1 Sabtu

Jangan Berdoa seperti Kebiasaan Bangsa-bangsa (2)
Yakobus 5:16
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Jenis keempat dari doa yang tidak diperkenan Allah adalah doa yang dipanjatkan oleh seseorang yang masih menyimpan kesalahan atau dosa. Adakalanya walaupun kita telah berdoa, juga tidak salah berdoa, namun Allah tetap tidak mengabulkan doa kita. Mengapa? Ini disebabkan ada suatu penghalang yang mendasar, yaitu ada dosa yang menyekat kita dengan Allah. Mazmur 66:18 mengatakan, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” Bila seseorang dalam hatinya masih menyayangi, atau menyimpan dosa yang jelas dan disadarinya, niscaya doanya mustahil Tuhan kabulkan. Dosa itulah suatu rintangan besar yang menyebabkan Tuhan tidak dapat mengabulkan doanya.
Apa artinya “ada niat jahat dalam hatiku?” Itu berarti ada suatu dosa yang tidak rela kita tinggalkan, hati kita tetap ingin menyimpannya. Dengan kata lain, kita masih menyayangi dosa, enggan meninggalkan dosa. Kalau kita masih demikian menyayangi suatu dosa, maka Tuhan tidak mungkin mengabulkan doa kita. Satu dosa saja cukup menghalangi pengabulan doa. Karena itu, janganlah kita menyimpan satu dosapun di dalam hati, semua dosa harus kita akui sebagai dosa, dan harus kita letakkan di bawah darah Tuhan. Tuhan bisa bersimpati atas kelemahan kita, namun Dia tidak bisa membiarkan hati kita menyimpan dosa. Allah tidak bisa berkompromi dengan dosa.
Dalam kitab Amsal 28:13 dikatakan, “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” Tidak berdoa, tidak mungkin mendapatkan, salah berdoa, juga tidak akan mendapatkan. Sekalipun telah berdoa dan tidak salah berdoa, bila hati kita masih menyenangi sesuatu dosa atau enggan meninggalkan dosa, doa kita tetap tidak bisa Allah kabulkan.

Mat. 6:5-8; Yak. 5:16; Mzm. 66:18; Ams. 28:13

Allah juga tidak bisa mengabulkan doa yang dipanjatkan kepada-Nya namun tanpa minat atau kesungguhan. Seringkali doa-doa yang demikian sebenarnya bahkan tidak dapat disebut sebagai suatu doa. Iblis tidak hanya tidak memberi kita waktu, tidak memberi kita kekuatan, bahkan ketika kita berdoa, ia membuat kita mengucapkan banyak perkataan yang kosong. Pada suatu hari di ruang tamu rumah Evan Roberts, tokoh kebangunan rohani di Wales, ada beberapa orang sedang berdoa untuk suatu hal. Ketika salah seorang saudara baru berdoa, sampai separuh, tiba-tiba Evan Robert mendekatinya dan dengan tangan menutup mulutnya serta berkata, “Saudara! Anda jangan meneruskan kata-kata Anda, karena Anda bukan berdoa.”
Sering kali ketika berdoa, kita sepertinya telah mengelilingi dunia beberapa putaran, menghabiskan semua waktu dan tenaga kita, sehingga tidak memiliki doa yang wajar yang membuat doa kita memperoleh jawaban. Doa tidak perlu terlalu panjang, juga tidak perlu menata banyak perkataan di dalamnya. Cukuplah dengan sungguh-sungguh meletakkan niat hati di hadapan Allah, tidak perlu lagi ditambah dengan “bumbu-bumbu” lainnya. Ketika kita pergi ke hadapan Allah, harus terlebih dulu mempersiapkan apa yang ingin kita doakan; kita sendiri harus jelas tentang apa yang akan kita minta. Kalau kita tidak mempunyai minat atau permintaan yang jelas, berarti tidak ada doa. Allah tidak bisa mengabulkan doa yang asal-asalan, yang tidak memiliki tujuan. Akibatnya, setelah selesai berdoa, tetap tidak ada perubahan yang terjadi.
Terakhir, seringkali doa-doa kita tidak mendapatkan pengabulan karena kita berdoa dengan menggunakan organ yang salah. Kita mungkin berdoa dengan mengandalkan otak, mengucapkan doa-doa yang baku, yang sudah dihafalkan bagaikan mantera. Doa yang agamis demikian, mustahil menjamah kehendak Allah. Sebaliknya, doa yang sejati ialah doa yang dipanjatkan dengan menggunakan roh menjamah Tuhan yang subyektif. Allah itu Roh, dan Ia ada di dalam roh kita. Ketika kita berdoa kepada-Nya, kita harus menjamah-Nya, menyentuh-Nya dengan roh kita. Doa yang menyentuh Tuhan semacam ini memungkinkan kita beroleh pengabulan doa.

Doa:
Ya Tuhan, perbaharuilah konsepsiku terhadap perihal berdoa. Ampuni bila selama ini doa-doa yang kupanjatkan itu salah sehingga tidak Kau perkenan. Mulai hari ini, aku mau belajar mengakui semua kesalahanku, tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan berdoa dengan rohku sehingga apa yang menjadi keperluanku Kaukabulkan menurut kegenapan waktu-Mu.

No comments: