Hitstat

12 July 2007

Matius Volume 3 - Minggu 4 Jumat

Perlu Hidup Berdasarkan Hayat Ilahi Bapa
Matius 5:43-44
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

Orang yang baik patut mendapatkan kasih, sebaliknya orang yang memusuhi hanya patut dibenci. Setidaknya sikap inilah yang dimiliki oleh sebagian besar umat manusia di bumi hari ini. Namun hukum Taurat yang baru dalam Matius 5:44 menyuruh kita untuk mengasihi musuh kita. Mengapa kita bisa mengasihi orang yang baik? Karena ia baik menurut perasaan kita. Mengapa kita membenci orang yang memusuhi kita? Karena ia tidak sesuai dengan perasaan kita, bahkan membangkitkan amarah kita.
Mengasihi musuh merupakan suatu ujian. Jika Tuhan mengatur kita hanya bertemu dengan orang yang baik, maka kita akan berlaku seperti seorang malaikat dan berkata, “Tuhan, terima kasih kepada-Mu karena Engkau telah memberikan seorang saudara yang begitu menyenangkan.” Tetapi Tuhan biasanya mengizinkan kita bertemu dengan orang yang sangat menjengkelkan kita. Tuhan akan memakai mereka untuk menyingkapkan apa adanya kita. Tuhan mungkin bertanya kepada kita, apakah kita mengasihi sesama kita yang menyulitkan? Ini adalah salah satu ujian untuk membuktikan apakah kita hidup berdasarkan diri sendiri atau berdasarkan Kristus.
Semua butir dari hukum Taurat baru ini menjamah manusia batiniah kita dan menaruh kita di atas salib. Tidak melawan orang yang jahat dan tidak membenci musuh kita, jelas menyalibkan ego kita. Semua hukum Taurat baru ini membunuh manusia alamiah kita, kegemaran alamiah kita, dan amarah kita. Semua hal yang secara tidak adil dilakukan orang terhadap kita, adalah untuk menyalibkan kita. Kalau kita bisa menerima dan menaati setiap pengaturan-Nya dalam lingkungan sekeliling kita, dalam setiap peristiwa yang kita alami, niscaya kita akan mengekspresikan kasih karunia dan kelapangan hati-Nya kepada semua orang di sekitar kita.

Mat. 5:44-48

Perbuatan benar umat kerajaan dalam hubungan mereka dengan sesama, akan menegaskan status mereka sebagai anak-anak Bapa yang di surga. Matius 5:45 mengatakan, “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga.” Sebutan “anak-anak Bapamu” adalah bukti kuat bahwa umat kerajaan yang mendengar dekrit Raja baru di atas gunung adalah kaum beriman Perjanjian Baru yang dilahirkan kembali. Sebagai anak-anak Bapa, kita harus memperlakukan orang yang jahat dan yang tidak benar sebagaimana kita memperlakukan orang yang baik dan yang benar (Mat. 5:45). Kita tidak hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, tetapi juga mengasihi orang yang tidak mengasihi kita (Mat. 5:46). Kita tidak hanya memberi salam kepada saudara kita, tetapi juga kepada orang lain (Mat. 5:47). Bapa kita adalah Dia “yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” (Mat. 5:45).
Dalam Matius 5:46 Tuhan bertanya: “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” Melalui ayat ini tersirat bahwa umat kerajaan yang memelihara hukum Taurat baru kerajaan, akan diberi pahala dalam manifestasi kerajaan yang akan datang. Pahala ini adalah pahala kerajaan, upah yang ditambahkan di samping keselamatan kekal yang telah kita peroleh melalui percaya.
Matius 5:48 mengatakan, “Karena itu, haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga...” Bagi umat kerajaan, menjadi sempurna seperti Bapa Surgawi mereka yang adalah sempurna, berarti mereka sempurna dalam kasih-Nya. Permintaan hukum Taurat baru kerajaan jauh lebih tinggi daripada permintaan hukum Taurat yang lama. Permintaan yang lebih tinggi ini hanya dapat dipenuhi oleh hayat ilahi Bapa, bukan oleh hayat alamiah. Permintaan Kerajaan Surga adalah permintaan yang tertinggi, karena itu memerlukan hayat yang tertinggi untuk melakukannya. Yang perlu kita lakukan adalah bersandar kepada hayat ilahi Bapa di dalam kita, bersama Dia melakukan permintaan hukum Taurat baru kerajaan. Inilah jalan untuk menjadi sempurna.

Doa:
Ya Bapa, aku bersyukur atas hayat-Mu yang Kaulimpahkan ke dalamku, hayat ilahi yang penuh dengan kasih dan kemurahan, hayat yang bisa mengampuni segala kesalahan. Bapa, berilah aku kapasitas untuk mengasihi semua orang dan berdoa bagi mereka yang menganiaya aku. Ajarlah aku untuk hidup berdasarkan hayat-Mu.

No comments: