Hitstat

31 July 2007

Matius Volume 4 - Minggu 2 Rabu

Berdoa bagi Keperluan Kita (1)
Matius 6:11-12
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

Mengapa dalam doa yang diajarkan-Nya, Tuhan tiba-tiba beralih dari nama, Kerajaan, dan kehendak Allah kepada masalah makanan sehari-hari? Makanan adalah kebutuhan manusia yang sangat mendasar, juga adalah satu pencobaan yang besar. Di satu pihak, kita harus berdoa agar nama Allah dikuduskan, Kerajaan-Nya datang, dan kehendak-Nya terjadi di bumi; di pihak lain, kita masih memerlukan makanan sehari-hari. Berdoa mohon Allah memberi makanan adalah suatu doa untuk perlindungan, karena Iblis bisa menyerang kita dalam aspek ini. Kalau kita kekurangan makanan sehari-hari, doa-doa kita akan terpengaruh. Sebab itu, kita harus minta Tuhan memberi kita makanan sehari-hari yang secukupnya.
Doa ini juga memperlihatkan bahwa kita perlu menengadah kepada Allah dan berdoa kepada-Nya setiap hari. Untuk itu Tuhan Yesus mengajar kita berdoa: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (our daily bread, KJV; roti harian kami, Tl.).” Doa ini bukan doa mingguan, tetapi doa harian. Tuhan kita tidak mengabaikan keperluan kita sehari-hari, Dia juga tidak mengajar kita untuk melupakan keperluan ini. Sebaliknya, Dia menyuruh kita berdoa untuk makanan kita setiap hari.
Sebenarnya Bapa kita sudah tahu hal-hal yang kita perlukan. Tuhan Yesus ingin agar kita berdoa setiap hari untuk makanan sehari-hari kita, sebab Tuhan ingin agar kita belajar menengadah kepada Bapa setiap hari, dan dengan demikian melatih iman kita dari hari ke hari. Kita sering mengkhawatirkan hal-hal yang masih jauh di depan dan mendoakan kebutuhan-kebutuhan yang masih jauh. Kalau Allah memberi kita makanan kita pada hari ini, kita tidak perlu mendoakan makanan kita untuk esok hari; makanan untuk esok hari baiklah kita minta esok hari saja (Mat. 6:34).

Mat. 6:11-12, 34; 1 Tim. 1:19

Selain berdoa untuk kebutuhan-kebutuhan jasmani; kita juga perlu berdoa agar memiliki hati nurani yang tidak bercela. Dari hari ke hari, kita tidak luput dari kesalahan dalam banyak hal kepada Allah. Walaupun mungkin tidak semuanya adalah dosa, namun semuanya adalah kesalahan. Misalnya, apa yang seharusnya kita lakukan, tetapi tidak kita lakukan, itu adalah suatu kesalahan. Apa yang harus kita katakan, tetapi tidak kita katakan, itu juga adalah suatu kesalahan. Tidak mudah untuk menjaga hati nurani yang tidak bercela di hadapan Allah. Setiap malam, sebelum beristirahat, kita menemukan bahwa kita melakukan banyak kesalahan terhadap Allah. Boleh jadi hal-hal itu bukan dosa, namun hal-hal itu adalah kesalahan. Kita harus mohon Tuhan mengampuni kesalahan-kesalahan kita dan tidak mengingatnya lagi, agar kita bisa memiliki hati nurani yang tidak bercela. Diampuninya kesalahan dan dosa kita akan membuat kita mempunyai hati nurani yang tidak bercela, dan kita dapat hidup dengan berani di hadapan Allah.
Dalam 1 Timotius 1:19 Paulus berkata, “Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka.” Hati nurani dapat disamakan dengan sebuah kapal yang tidak boleh bocor. Begitu ada kebocoran, iman akan kandas. Itulah sebabnya kita harus memelihara hati nurani yang murni. Kita harus minta Tuhan untuk mengampuni kesalahan-kesalahan kita. Hal ini sangat berkaitan dengan persekutuan kita dengan Allah dan pendisiplinan Allah terhadap kita.
Kita tidak bisa mohon Tuhan mengampuni kesalahan kita kalau kita tidak mengampuni kesalahan orang lain. Mana mungkin kita dapat membuka mulut dan mohon pengampunan Allah kalau kita tidak mengampuni orang yang bersalah kepada kita lebih dulu? Kalau kita belum mengampuni orang yang bersalah kepada kita, kesalahan-kesalahan kita akan tetap diingat oleh Tuhan. Hanya setelah kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita serta membiarkan kesalahan-kesalahan itu berlalu, barulah kita dapat datang dengan berani kepada Tuhan dan berkata, “Ampunilah kami dari kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.”

Doa:
Ya Bapa, Engkaulah sumber suplaiku setiap hari. Aku bersyukur atas makanan yang Kau berikan kemarin, dan aku masih memohon Kau berikan makanan bagiku untuk hari ini. Tanpa berkat-Mu hari ini, aku pasti jatuh ke dalam pencobaan, kekuatiran, dan kelemahan. Bapa, Engkau setia dalam hal memperhatikan keperluanku setiap hari.

No comments: