Hitstat

13 July 2007

Matius Volume 3 - Minggu 4 Sabtu

Jalan untuk Menjadi Sempurna seperti Bapa
Matius 5:48
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Seringkali kita hidup bagaikan anak-anak burung rajawali yang mengira dirinya adalah anak-anak ayam. Kita selalu merasa diri sendiri lemah, tidak berdaya, tidak bertalenta, bahkan tidak berguna. Kita hidup seperti anak-anak ayam yang tidak memiliki pengharapan. Begitu mendengar perkataan bahwa kita harus menjadi sempurna seperti Bapa yang di surga, kita langsung memvonis bahwa hal itu mustahil terjadi. Renungkanlah: Mustahilkah seekor anak rajawali terbang tinggi di angkasa? Tidak, bukan? Asal ia benar-benar adalah anak burung rajawali, kelak ia pasti bisa terbang. Mustahilkah kita menjadi sempurna seperti Bapa? Tentu saja tidak, asalkan kita benar-benar adalah anak-anak Bapa, anak-anak yang dilahirkan oleh-Nya (Yoh. 1:13). Lagi pula, Allah tidak pernah memberi perintah yang mustahil untuk kita lakukan. Menjadi sempurna bukan tergantung pada usaha kita, tetapi tergantung pada siapakah kita. Kalau kita adalah anak-anak Bapa yang sejati, memiliki hayat ilahi Bapa, maka kita memiliki harapan untuk menjadi sempurna. Asalkan kita terus bertumbuh dalam hayat-Nya, kita akan menjadi sempurna, sama seperti Dia.
Banyak orang Kristen salah paham terhadap permintaan di atas sehingga putus asa dan mengatakan, “Ini terlalu berat bagi kita. Kita tidak akan dapat mencapainya. Tidak mungkin memenuhinya.” Mata kita harus tercelik bahwa kita memiliki hayat Bapa di dalam kita. Kita dapat menggenapkan hukum Taurat baru ini, bukan bersandarkan kekuatan diri sendiri, melainkan bersandarkan hayat dan sifat Bapa. Tidak heran, demi mencelikkan mata kita, Tuhan telah mengizinkan datangnya begitu banyak perkara yang saling berlawanan ke dalam lingkungan kita untuk menyingkapkan keadaan kita yang sebenarnya, sehingga kita sadar siapakah kita yang sebenarnya. Mulai hari ini marilah kita berpaling kepada Bapa, bersandar kepada Bapa, dan belajar hidup oleh hayat ilahi Bapa.

Mat. 5:48; 8:12; 22:13; 25:30; Yoh. 1:13

Menjadi sempurna bukanlah masalah kita sanggup atau tidak, melainkan masalah pertumbuhan hayat. Bagi anak-anak Bapa, menjadi sempurna adalah masalah waktu. Cepat atau lambat, setiap anak-anak Allah pasti akan menjadi sempurna sama seperti Bapa yang di surga. Anak-anak Bapa yang bertumbuh dengan baik, akan lebih cepat menjadi sempurna. Tetapi mereka yang kurang bertumbuh dalam hayat, hidup menurut kesukaan diri sendiri, memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menjadi sempurna. Bila di zaman ini mereka belum juga sempurna, maka Bapa tetap akan menyempurnakan mereka dalam zaman yang akan datang, yakni dalam kegelapan yang paling gelap, tempat di mana terdapat ratap dan kertak gigi (Mat. 8:12; 22:13; 25:30). Menjadi sempurna itu pasti, tetapi bilamanakah seseorang menjadi sempurna, itu sangat ditentukan oleh cepat atau lambatnya pertumbuhan hayat seseorang.
Pertumbuhan hayat bukanlah perbaikan dalam tingkah laku, melainkan pertambahan kadar Allah di dalam kita. Bertumbuh berarti Allah bertambah di dalam kita dan kita semakin berkurang. Ketika kita bertumbuh dalam hayat, pikiran kita memikirkan apa yang Allah pikirkan, emosi kita mengasihi apa yang Allah kasihi dan membenci apa yang Allah benci, dan tekad kita akan sesuai dengan kehendak kekal Allah dan patuh kepada Allah. Akhirnya, kita akan mengekspresikan Allah sebagai kepenuhan-Nya.
Firman Allah dan Roh itu adalah penting untuk pertumbuhan kita. Pertama-tama, sebagai kaum beriman, kita perlu makan dan minum firman untuk bertumbuh dalam hayat. Kita makan dan minum firman melalui membacanya dan berdoa memakai firman di dalam roh. Kedua, kita perlu berseru kepada-Nya. Tuhan itu kaya bagi setiap orang yang berseru kepada-Nya. Melalui berseru kepada-Nya, Roh-Nya memenuhi kita, menyebabkan kita bertumbuh dalam hayat. Kehidupan orang Kristen kita adalah perkara bertumbuh dalam hayat oleh Roh dan firman-Nya. Hari-hari di mana kita tidak bertumbuh adalah hari yang terbuang. Waktu yang ada justru adalah untuk pertumbuhan kita dalam hayat. Inilah rahasia kita untuk menjadi sempurna sama seperti Bapa.

Doa:
Ya Bapa, aku bersyukur atas setiap lingkungan dan keadaan yang kualami pada hari ini, supaya aku belajar untuk tidak hidup menurut kecenderungan hayat alamiahku, melainkan belajar memperhidupkan hayat-Mu. Bapa, aku mau bertumbuh dewasa dalam hayat agar aku menjadi sempurna seperti Engkau.

No comments: