Hitstat

26 July 2007

Matius Volume 4 - Minggu 1 Jumat

Jangan Berdoa seperti Kebiasaan Bangsa-bangsa (1)
Matius 6:7
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

Dalam hal berdoa, Tuhan mengingatkan kita untuk tidak berdoa menurut kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Peringatan ini secara tidak langsung membuktikan bahwa ada kemungkinan di mana umat kerajaan berdoa, namun dengan cara yang salah, yakni seperti yang dilakukan oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Doa-doa seperti apakah yang sering dipanjatkan oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah? Baik menurut Alkitab maupun menurut pengalaman rohani kaum beriman yang lebih dewasa dalam hayat, setidaknya ada enam jenis doa yang tidak mungkin didengar dan dijawab oleh Allah.
Pertama, doa yang dilakukan seperti orang munafik (Mat. 6:5), yakni doa yang diucapkan supaya dilihat dan dipuji oleh orang. Apabila kita berdoa secara demikian, dapat dipastikan bahwa Bapa yang di surga tidak akan mengindahkannya, apalagi menjawabnya. Kedua, doa yang bertele-tele (Mat. 6:7). Bertele-tele atau mengulang-ulang dengan sia-sia dalam bahasa Yunaninya berarti mengulang-ulang secara monoton seperti suara orang gagap. Beberapa orang mengulang-ulang kata-kata yang sama secara monoton dalam doa mereka. Doa demikian tidak lebih dari suara-suara tanpa arti. Doa yang demikian adalah sia-sia dan sama sekali tidak berkhasiat.
Didengar atau tidaknya doa kita itu oleh Tuhan tergantung pada sikap kita di hadapan-Nya dan keperluan kita, tidak tergantung pada banyak atau sedikitnya kata-kata kita. Kalau kita berdoa dengan bertele-tele seperti berpidato atau membaca puisi yang panjang di depan manusia, doa kita tidak akan dijawab, walaupun mungkin kata-kata yang kita ucapkan itu sangat banyak. Kita memang harus berdoa. Tetapi dalam doa kita, keinginan hati kita harus melebihi perkataan kita; percayanya kita harus lebih kuat daripada banyaknya perkataan kita.

Mat. 6:5-8; Yak. 4:3; Ef. 3:20

Doa jenis ketiga yang tidak mungkin mendapatkan pengabulan Allah adalah doa yang dipanjatkan menurut hawa nafsu daging (Yak. 4:3). Doa seperti ini dipanjatkan bukan untuk kepentingan Allah, melainkan untuk memuaskan hawa nafsu. Apa artinya berdoa menurut hawa nafsu? Artinya kita meminta kepada Allah atas sesuatu yang bukan keperluan kita saat ini, atau meminta sesuatu di luar batas keperluan kita. Kalau meminta bukan karena keperluan, itu adalah ketamakan, adalah salah minta. Sebagai Bapa yang memelihara kita, Allah senang memenuhi segala keperluan kita, tetapi Dia tidak akan memberi kita sesuatu guna memuaskan keinginan daging kita.
Doa kita kepada Allah seharusnya dikarenakan kita benar-benar mempunyai keperluan, jangan berdoa sembarangan, yakni tanpa alasan atau di luar batas kemampuan. Jangan menuruti hawa nafsu daging dan seenaknya meminta sesuatu di luar keperluan. Jika demikian, doa kita akan sia-sia saja. Memang kadang kala Allah mengaruniakan sesuatu kepada kita “jauh lebih banyak daripada yang kita doakan dan pikirkan” (Ef. 3:20), tetapi ini adalah masalah lain. Tatkala kita berdoa, kita harus memiliki motivasi yang tulus dan murni.
Meminta sesuatu melampaui kebutuhan atau melampaui kekurangan yang sesungguhnya, berarti salah berdoa. Jika ada keperluan, kita boleh berdoa kepada Allah, tetapi kalau keperluan kita hanya sebanyak itu, kita harus meminta sebanyak itu pula. Bila kita meminta lebih dari yang kita perlukan, itu berarti kita salah berdoa. Kalau kita mempunyai kebutuhan yang besar, kita patut meminta kepada Allah sesuai kebutuhan tersebut. Tetapi jika keperluan kita tidak begitu banyak, namun kita meminta banyak, itulah salah berdoa. Kita hanya patut berdoa menurut kapasitas dan keperluan kita. Jika kita seenaknya meminta ini dan itu, niscayalah kita tidak akan mendapatkan pengabulan Allah. Salah berdoa sama halnya seorang anak berumur empat tahun berkata kepada ayahnya, “Ayah, berilah aku bulan yang di langit itu.” Allah tidak senang mendengar doa atau permintaan yang salah. Setiap orang Kristen harus belajar berdoa dalam lingkungannya yang wajar, jangan membuka mulut dan bersuara dengan sia-sia, yaitu berdoa di luar kebutuhan yang sesungguhnya.

Doa:
Ya Bapa, belaskasihanilah aku agar aku nampak betapa pentingnya berdoa menurut kehendak-Mu. Ampuni bila selama ini aku berdoa menurut cara dan perilaku bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Sesungguhnya Engkau senang mendengar doa yang sederhana, tulus, dan sesuai dengan keperluan. Karena itu, luruskanlah motivasi hatiku saat aku berdoa.

No comments: