Hitstat

13 September 2013

Filipi - Minggu 3 Jumat



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-21


Pada waktu Paulus menulis Kitab Filipi, ia sudah lanjut usia. Tidak disangsikan, penjaga-penjaga penjara itu mengharapkan agar ia akan kehabisan tenaga karena hukuman penjaranya itu. Tetapi dia tidak kehabisan tenaga sedikit pun, malah penuh dengan sukacita dan bergembira di dalam Tuhan. Saya yakin ia senantiasa memancarkan Kristus dan mengekspresikan-Nya. Pengekspresian yang sedemikian adalah satu deklarasi dari kebesaran Kristus yang tidak terbatas, dan satu deklarasi dari keadaan Kristus yang tidak dapat habis.

Kasih kita pada akhirnya akan habis, namun Kristus sebagai Sang kasih tidak dapat habis. Begitu pula, kesabaran alamiah kita terbatas, namun Kristus sebagai kesabaran kita tidak ada batasnya. Kita semua mempunyai kapasitas untuk sabar, tetapi hanya sampai tingkat tertentu. Lebih dari itu kita akan terhasut dan marah. Sebagai contoh, mungkin seorang saudara berlatih sabar terhadap istrinya, tetapi kesabaran itu akan mencapai batasnya, dan pada akhirnya ia menjadi gusar terhadap istrinya. Walaupun kesabaran alamiah kita begitu terbatas, tetapi Kristus sebagai kesabaran tidak dapat habis dan tidak terukur.

Dalam ayat 21 Paulus berkata lebih lanjut, “Karena bagiku hidup adalah Kristus.” Kata “karena” yang mengawali ayat ini sangat penting, menunjukkan bahwa apa yang disebut di bawah adalah penjelasan dari ayat sebelumnya. Kristus dapat diperbesar di dalam tubuh Paulus karena Paulus memperhidupkan Kristus. Untuk memperbesar Kristus, perlulah kita memperhidupkan Kristus. Walau masalah memperhidupkan Kristus demikian pentingnya, tidak banyak orang Kristen yang menaruh perhatian secukupnya kepada hal ini. Kata “karena” dalam ayat 21 membantu kita untuk mengetahui bahwa Paulus dapat memperbesar Kristus karena baginya hidup adalah Kristus. Kristus telah dijunjung tinggi, dipuji, dimuliakan, dan diapresiasikan dalam tubuh Paulus yang terbelenggu, karena Paulus memperhidupkan Kristus.

Paulus tidak hanya dapat mengatakan Kristus hidup di dalamnya, tetapi juga dapat mengatakan baginya hidup adalah Kristus. Di satu pihak, Kristus hidup di dalam Paulus, dan di pihak lainnya, Paulus memperhidupkan Kristus. Kristus adalah hayat Paulus yang di batin, dan Kristus adalah kehidupan Paulus yang di lahir. Dengan demikian, Paulus dengan Kristus memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Hayat Kristus adalah hayat Paulus, dan kehidupan Paulus adalah kehidupan Kristus. Keduanya ini, Kristus dan Paulus, hidup bagai satu persona. Satu Korintus 6:17 menunjukkan kehidupan yang sedemikian. Dalam ayat ini Paulus berkata bahwa kita menjadi satu roh dengan Tuhan. Kesatuan organik yang terjadi antara kita dengan Kristus ini membuat kita menjadi sangat dekat dan intim dengan-Nya, bahkan menjadi satu roh dengan-Nya.

Melalui pengalaman, saya dapat bersaksi bahwa hal yang paling sukar dalam kehidupan kekristenan kita ialah mempraktekkan memperhidupkan Kristus. Kita mungkin “suci”, “rohani”, dan “menang” tanpa memperhidupkan Kristus. Sekalipun kita mungkin menjadi “suci”, “rohani”, dan “menang”, tetapi kita tetap sebagai orang-orang yang memperhidupkan hayat alamiah kita, tidak memperhidupkan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 6

No comments: