Hitstat

27 September 2013

Filipi - Minggu 5 Jumat



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:12-13


Keselamatan dalam ayat 12 bukan keselamatan kekal dari hukuman Allah dan dari lautan api, melainkan keselamatan yang telah dikatakan Paulus dalam permulaan kitab ini. Dalam bahasa aslinya, kata-kata “karena itu” terdapat pada awal ayat 12, ini menunjukkan bahwa apa yang Paulus katakan dalam ayat ini adalah hasil dari apa yang telah diucapkan sebelumnya. Mengerjakan keselamatan kita ini adalah hasil dari menjadikan Kristus sebagai teladan kita, seperti tercantum dalam ayat-ayat sebelumnya. Sebagai teladan kita, Kristus adalah keselamatan kita. Tetapi keselamatan ini perlu dikerjakan oleh kita.

Agar hal ini terpenuhi dalam pengalaman kita, maka teladan ini harus menjadi subyektif bagi kita, tidak hanya bersifat obyektif. Jika hanya bersifat obyektif, tidak mungkin menjadi keselamatan yang dikerjakan oleh kita. Keselamatan di sini bukan merupakan keselamatan yang kita terima, melainkan yang kita kerjakan. Keselamatan yang kita terima adalah keselamatan dari hukuman Allah dan lautan api. Itu tidak perlu kita kerjakan. Keselamatan dalam Kitab Filipi adalah keselamatan jenis lain, atau keselamatan yang berbeda tingkatnya. Ini lebih tinggi daripada yang disebut dalam Kisah Para Rasul 16:31, yang menunjukkan seorang sipir diberi tahu, jika ia percaya kepada Tuhan Yesus, ia akan diselamatkan, ia dan seisi rumahnya. Keselamatan dalam 2:12 ini sebenarnya adalah seorang Persona yang hidup. Persona ini tidak lain ialah Kristus yang kita perhidupkan, alami, dan nikmati. Satu teladan yang hanya bersifat obyektif tidak mungkin menjadi keselamatan kita yang sedemikian. Fakta bahwa keselamatan ini merupakan seorang Persona yang hidup dan Persona itu adalah teladan kita, menunjukkan bahwa teladan ini tidak hanya bersifat objektif, lebih-lebih bersifat subyektif.

Tambahan pula, menyusul perkataannya tentang mengerjakan keselamatan kita, Paulus mengatakan, “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kesukaan-Nya yang indah” (2:13 Tl.). Kata “karena” pada awal ayat 13 menunjukkan bahwa pekerjaan Allah di dalam kita berkaitan dengan kita mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Allah mengerjakan di dalam kita, baik kemauan maupun pekerjaan, bagi kesukaan-Nya yang indah. Kata “mengerjakan” dalam ayat 13 pasti ditujukan kepada kata “kerjakan” dalam ayat 12. Kita mengakui bahwa kita tidak mampu mengerjakan keselamatan kita. Ya, di dalam diri kita sendiri kita tidak mampu. Tetapi, Allah yang bekerja di dalam kita, Dialah yang mampu. Karena Dia mengerjakan di dalam kita, baik kemauan maupun pekerjaan, barulah kita dapat mengerjakan keselamatan kita. Perkataan Paulus tentang Allah bekerja di dalam kita merupakan petunjuk lebih lanjut bahwa teladan ini tidak hanya bersifat objektif, tetapi juga bersifat subyektif. Dari segi doktrinal, teladan ini bersifat obyektif, namun dari segi pengalaman, teladan ini sangat subyektif.

Dalam Filipi 2 Paulus tidak menyuruh kita mengambil Kristus yang obyektif sebagai teladan kita untuk meniru Dia. Itu adalah praktek yang dianjurkan dalam buku “The Imitation of Christ”. Berusaha meniru Kristus sedemikian itu ibarat seekor kera ingin meniru manusia. Jangan mengambil ayat 5-8 terlepas dari konteksnya. Bila kita membahas ayat-ayat ini dalam konteksnya, kita nampak bahwa teladan ini adalah keselamatan kita, dan keselamatan ini adalah Allah sendiri yang bekerja di dalam kita untuk menyelamatkan kita secara riil. Walau dalam diri kita sendiri kita tidak mampu mengerjakan keselamatan kita, tetapi Dia yang mampu itu hari ini bekerja di dalam kita untuk berkehendak dalam batin dan bekerja di luar. Kewajiban kita ialah bekerja sama dengan Dia. Bila kita bekerja sama dengan pekerjaan Allah di dalam kita, kita menerima Kristus sebagai teladan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 10

No comments: