Hitstat

11 September 2013

Filipi - Minggu 3 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-21


Kitab Wahyu menyebutkan ketujuh Roh Allah (Wahyu 1:4; 4:5; 5:6). Ketujuh Roh Allah ini adalah ketujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta Allah dan juga ketujuh mata Anak Domba. Karena Kitab Wahyu menyebut ketujuh Roh, kita harus bertanya Roh Allah itu satu atau tujuh. Menurut matematika kita, satu itu satu, tujuh itu tujuh. Tetapi menurut matematika Alkitab, ada satu pengertian bahwa tujuh itu satu, dan satu itu tujuh. Satu Roh itu disebut tujuh Roh.

Menurut pengertian tradisional tentang Trinitas, Bapa, Anak, dan Roh dianggap sebagai tiga persona yang berbeda. Bahkan ada orang yang mempertahankan bahwa ketiganya adalah persona-persona yang berbeda dan terpisah. Tetapi menurut Alkitab ketiganya ini tak terpisahkan. Saya tidak tahu bagaimana orang-orang yang membela pengertian yang tradisional itu tentang Trinitas menjelaskan Wahyu 5:6. Ayat tersebut mengatakan kepada kita bahwa ketujuh Roh itu (persona yang ketiga) adalah tujuh mata Anak Domba (persona yang kedua). Jika Anak dan Roh merupakan dua persona yang terpisah, bagaimana mungkin ketujuh Roh menjadi mata Anak Domba? Dengan perkataan lain, bagaimana mungkin satu persona dari Trinitas, Roh itu, menjadi mata persona yang lain, Anak? Dalam pengertian tradisional tentang Trinitas khususnya yang mengikuti Kredo Nicea, tidak ada tempat bagi “Roh itu”, Roh majemuk, atau ketujuh Roh. Sebenarnya orang-orang yang berpegang pada tradisi itu sangat picik, kerdil, dan terbatas dalam pengertian mereka, tetapi orang-orang yang berpegang pada firman yang murni secara keseluruhan sangatlah lapang dan meliputi semuanya.

Kita boleh menggunakan kata persona untuk membicarakan tiga dari Allah Tritunggal itu. Namun, kita harus hati-hati jangan terlampau menekankan kata tersebut.

Kita tidak merasa puas hanya memiliki pengertian terhadap Roh Yesus Kristus secara doktrinal saja. Kita harus maju terus untuk mengalami Roh itu, Roh majemuk, dan ketujuh Roh Allah. Kita perlu lebih banyak lagi mengalami Roh pemberi-hayat yang almuhit dan majemuk yang adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi segala sesuatu bagi kita. Melalui Roh yang sedemikian inilah Paulus telah menderita bagi ekonomi Allah dan sekaligus menikmati suplai yang limpah lengkap yang meneguhkan dia dalam kebangkitan. Paulus adalah seorang pemenang bukan karena ia mempunyai satu tekad yang kuat, melainkan karena ia mengalami dan menikmati Roh almuhit dengan suplai-Nya yang limpah lengkap yang berhuni di dalamnya sebagai segala sesuatunya. Paulus menyadari dalam pengalamannya bahwa Allah Tritunggal sedang menggarapkan diri-Nya ke dalam dirinya. Semoga kita juga mengalami dan menikmati Allah Tritunggal yang menyuplai kita dan menggarapkan diri-Nya ke dalam kita sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit dan majemuk.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 5

No comments: