Hitstat

02 September 2013

Filipi - Minggu 2 Senin



Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 13:13


Dalam berita ini kita akan membahas penderitaan Paulus bagi Injil dan kenikmatannya akan anugerah. Memahami masalah menderita bagi Injil dan menikmati anugerah secara alamiah memang mudah. Tetapi dalam membahas perkara-perkara rohani, kita perlu melampaui pengertian alamiah atau tradisional. Menurut Kitab Filipi, menderita bagi Injil dan menikmati anugerah, keduanya merupakan hal yang dalam.

Menderita bagi Injil berarti Anda di bumi ini semata-mata bagi kepentingan ekonomi Allah. Menderita bagi Injil berarti memperhatikan penggenapan ekonomi Allah. Injil mencakup ekonomi Allah, dan menderita bagi Injil mengharuskan kita berpartisipasi dalam ekonomi Allah. Jadi, menderita bagi Injil sebenarnya berarti mengambil bagian dalam melaksanakan ekonomi Allah.

Tulisan-tulisan Paulus menunjukkan bahwa dia menderita bagi Injil. Tetapi, Injil yang untuknya dia menderita itu bukan Injil yang rendah atau dangkal. Dia menderita bagi Injil berarti ia hidup di dunia untuk melaksanakan ekonomi Allah. Dia tidak sekadar berkhotbah agar orang-orang dapat percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat sehingga mereka dapat masuk ke surga. Pemberitaan atau khotbah Injil yang terbatas seperti itu tidak memerlukan penderitaan. Dalam pemberitaan Injil yang sesuai dengan ekonomi Allah, Paulus telah meninggalkan agama, hukum Taurat, kebudayaan, peraturan-peraturan, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan setiap macam aliran. Injil yang diberitakan Paulus menyingkirkan segala sesuatu yang di luar ekonomi Allah. Injil itu menyingkirkan agama, politik, dan kebudayaan. Dalam suatu pengertian, Injil Paulus bahkan menyingkirkan kita. Karena Paulus memberitakan Injil yang demikian, maka dia dianggap sebagai penyakit sampar (Kis. 24:5).

Seiring dengan penderitaan bagi Injil, selalu ada kenikmatan akan anugerah. Jika Anda menderita bagi ekonomi Allah, Anda akan beroleh kenikmatan tersebut. Saya dapat bersaksi bahwa dalam semua penentangan yang kita hadapi itu, saya benar-benar menikmati anugerah Tuhan. Menderita bagi ekonomi Allah mendatangkan suplai anugerah. Kenikmatan akan anugerah ini berkaitan dengan penderitaan karena Injil.

Menikmati anugerah berarti memiliki pengalaman sejati akan Kristus, karena anugerah yang kita nikmati tidak lain adalah Kristus sendiri. Saya tidak percaya orang-orang yang memberitakan Injil dengan cara menyenangkan manusia dapat memahami tentang kenikmatan akan anugerah. Tentu saja, para penganut agama Yahudi yang memberitakan Injilnya karena bersaing dengan Paulus tidak mungkin memiliki kenikmatan akan Kristus sebagai anugerah. Pemberitaan mereka tidak mungkin mendatangkan Kristus sebagai anugerah bagi kenikmatan mereka. Di tempat lain pernah kita tunjukkan bahwa anugerah tidak lain ialah Allah Tritunggal yang melalui proses untuk kenikmatan kita. Mungkin ada yang meragukan pengertian tentang anugerah yang demikian, apakah benar mengatakan bahwa anugerah itu Allah Tritunggal yang melalui proses bagi kenikmatan kita. Perhatikan perkataan Paulus dalam 2 Korintus 13:13, “Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” Di sini kita nampak Allah Tritunggal bagi kenikmatan kita. Karena itulah, anugerah adalah pengalaman akan Kristus yang berhuni di batin, yaitu Allah yang telah melalui proses menjadi kenikmatan kita. Semakin kita menderita bagi ekonomi Allah di bumi, kita akan semakin menikmati Kristus yang sedemikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 3

No comments: