Hitstat

17 September 2013

Filipi - Minggu 4 Selasa



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-26


Memperhidupkan Kristus bahkan jauh lebih indah daripada beserta dengan Kristus. Memang, mati dan tinggal bersama Tuhan dalam tingkat yang lebih besar daripada di bumi ini merupakan suatu keuntungan. Tetapi sementara kita hidup di bumi, bila kita memperhidupkan Kristus, itu bahkan jauh lebih baik. Mungkin Anda pernah bersyukur kepada Tuhan karena penyertaan-Nya, tetapi pernahkah Anda bersyukur kepada-Nya karena pengalaman memperhidupkan Dia? Bersyukur kepada Tuhan karena kemanisan dan keindahan penyertaan-Nya sangat mudah. Banyak yang mempunyai kebiasaan berbuat demikian. Kadang-kadang, bila saya berniat mengucap syukur demikian kepada Tuhan, batin saya merasa tertegur, karena saya hanya mengikuti praktek Perjanjian Lama, maka saya diingatkan untuk memperhidupkan Kristus. Satu Korintus 6:17 menerangkan, “Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Kita menjadi satu roh dengan Tuhan bukan hanya agar kita dapat menikmati penyertaan-Nya, tetapi juga agar kita bisa memperhidupkan Dia. Tetapi hari ini orang-orang Kristen mana yang diajar dan dibantu untuk memperhidupkan Kristus? Bertahun-tahun kita telah dibantu untuk membina kebiasaan berlatih hidup di hadirat Tuhan. Pengalaman ini merupakan dunia pertama dari kehidupan orang Kristen. Sekarang, dalam pemulihan Tuhan, kita harus maju ke dunia kedua, yakni berlatih memperhidupkan Kristus.

Pekerjaan yang hidup dari Paulus ialah melayankan Kristus kepada orang lain dan mentransfusikan Kristus yang ia perbesar ke dalam mereka. Bagi Paulus, mati adalah keuntungan, tetapi hidup adalah demi melaksanakan pekerjaan yang berbuah dan hidup itu. Ia kesulitan memilih satu di antara kedua hal ini. Karena itu ia berkata, “Mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.” Jika Anda harus memilih antara keuntungan yang berasal dari kematian jasmani dan buah yang dihasilkan dari suatu pekerjaan yang hidup, manakah yang Anda pilih? Saya pasti lebih suka memilih hidup di dalam daging demi melaksanakan pekerjaan yang hidup, yaitu memperbesar dan mentranfusikan Dia ke dalam diri orang lain.

Paulus adalah seorang yang penuh dengan Kristus. Ketika ia berbicara, ia membicarakan Kristus. Ketika ia hidup, ia hidup bersama Kristus. Ketika ia bekerja, ia bekerja bersama Kristus dan melayankan Kristus kepada gereja-gereja. Demi gereja, ia mau tinggal dalam daging supaya ia dapat melayankan Kristus kepada orang kudus.

Baik di dalam penjara atau di luar penjara, Paulus adalah satu faktor yang kuat dari kemajuan dan sukacita orang kudus. Karena dia, gereja-gereja dapat bertumbuh dalam hayat dan penuh dengan kenikmatan akan Kristus. Hari ini kita seharusnya juga demikian. Semua penatua dalam gereja-gereja lokal harus menjadi faktor pertumbuhan hayat orang kudus dan kenikmatan mereka akan Kristus. Tetapi dapat tidaknya para penatua menjadi faktor kemajuan dan sukacita tergantung pada apakah mereka memperbesar Kristus melalui memperhidupkan Dia. Jika para penatua memperhidupkan Kristus, Kristus pasti akan diperbesar di dalam mereka. Kemudian, para penatua akan menjadi faktor yang memungkinkan orang kudus bertumbuh dalam hayat dan menikmati Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 7

No comments: