Hitstat

16 September 2013

Filipi - Minggu 4 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:19-26


Ketika Paulus menyurati orang Filipi, ia berada dalam penjara di negeri asing, jauh dari kampung halamannya. Paulus punya alasan cukup kuat untuk merasa cemas dan sedih. Karena keadaannya begitu sulit, ia semestinya mudah meratapi situasinya itu. Tetapi, jika Paulus meratap dan bukan bersukacita, tidak mungkin ia berkata, “Kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku.” Jika ia meratap, ia tidak dapat mengalami keselamatan dalam keadaan itu.

Berdasarkan konteks ayat-ayat ini, keselamatan berarti dalam segala hal Paulus tidak akan beroleh malu. Tidak saja ia tidak merasa malu, tetapi tidak ada apa pun yang menyebabkannya menjadi malu. Kristus diperbesar di dalam tubuh Paulus. Diperbesarnya Kristus yang disebut dalam ayat 20 ini adalah keselamatan yang disebut dalam ayat 19. Ini berarti keselamatan yang sangat dirindukan dan diharapkan Paulus ialah supaya ia tidak beroleh malu, tetapi sebaliknya memperbesar Kristus di dalam tubuhnya. Sebab itu dalam ayat 20 kita mempunyai satu definisi dari kenikmatan yang riil terhadap keselamatan.

Penderitaan Paulus tidak membuatnya malu, sebaliknya, semuanya itu memberinya kesempatan untuk memperbesar Kristus. Jika kita mengalami keselamatan yang disebut dalam ayat-ayat ini, ketika kita mengalami penderitaan, kita akan memperbesar Kristus dan tidak beroleh malu. Tetapi jika kita ditaklukkan oleh penderitaan, ditindas olehnya, dan penuh kekhawatiran, kita akan beroleh malu. Namun jika kita memperbesar Kristus dalam segala penderitaan, kita akan mengalami keselamatan ini.

Kunci pengalaman keselamatan Paulus ialah suplai limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Segala sesuatu yang terjadi atas diri Paulus pada akhirnya akan menyelamatkannya melalui suplai limpah lengkap ini. Antara keselamatan dalam ayat 19 dan diperbesarnya Kristus dalam ayat 20 terdapat suplai limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus. Pada hakekatnya, dalam pengalaman kita, keselamatan, Kristus, dan suplai limpah lengkap dari Roh itu adalah satu. Tetapi jika kita ingin menikmati Kristus dan mengalami Dia sebagai keselamatan dalam setiap keadaan, kita memerlukan suplai limpah lengkap dari Roh itu. Sebagaimana Roh itu tinggal di dalam rasul Paulus selama pemenjaraannya, Roh itu pun tinggal di batin kita pada hari ini. Melalui suplai limpah Roh yang sedemikianlah Paulus menikmati keselamatan.

Selama Paulus dipenjarakan, ia menikmati Kristus dan mengalami Dia dalam dua aspek. Aspek pertama ialah menikmati kehadiran Kristus, dan aspek lainnya ialah memperhidupkan Kristus. Besar sekali perbedaan antara menikmati kehadiran Kristus dengan memperhidupkan Kristus. Sebagai contoh, saya mungkin menikmati kehadiran istri saya, tetapi saya tidak dapat memperhidupkan dia. Melalui ini kita nampak bahwa kita mungkin menikmati kehadiran seseorang tanpa memperhidupkan orang tersebut. Paulus bukan hanya menikmati kehadiran Tuhan, ia pun memperhidupkan Dia. Ia tahu bila ia mati ia tidak memiliki kesempatan lagi untuk memperhidupkan Kristus, tetapi ia akan memasuki suatu kenikmatan yang lebih tinggi dari kehadiran atau penyertaan Kristus. Sebab itu, baginya mati adalah keuntungan. Yang dihargai Paulus bukan hanya kehadiran Kristus, tetapi juga kesempatan untuk memperhidupkan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 7

No comments: