Hitstat

15 November 2014

1 Tes - Minggu 1 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:1-3


Dari pekerjaan iman dan usaha kasih kita maju ke ketekunan pengharapan. Pengharapan adalah sumber ketekunan. Semua ibu tahu bahwa mengasuh anak memerlukan ketekunan. Seorang ibu memerlukan ketekunan untuk memikul semua kesulitan dalam membesarkan anaknya.

Dalam hidup gereja maupun dalam kehidupan keluarga kita semua perlu ketekunan. Kita harus berlatih, dididik, terlebih dulu belajar bekerja, kemudian berjerih lelah, dan akhirnya bertekun. Rasul adalah seorang yang bertekun. Karena itu, asalkan mempunyai ketekunan, seseorang bersyarat menjadi rasul. Dalam Kitab 2 Korintus kita dapat nampak ketekunan Rasul Paulus. Ketekunan demikian adalah batu atap (puncak) pekerjaan kita. Para penatua, ketekunan ialah batu atap kepenatuaan. Demikian pula, dalam pekerjaan menggembalakan orang lain, ketekunan sangat penting. Kalau kita ingin berhasil dalam hal menggembalakan kaum saleh, kita harus berlatih tekun. Ketekunan meliputi penderitaan bukan kenikmatan. Menggembalakan selalu diliputi banyak penderitaan.

Iman, kasih, dan pengharapan dalam 1 Tesalonika 1:3 melukiskan susunan kehidupan kristiani yang sejati, yang tersusun dari unsur-unsur ini. Iman menerima hal-hal ilahi (Yoh. 1:12) dan mensubstansiasi (mewujudkan) hal-hal rohani dan yang tidak kelihatan (Ibr. 11:1). Pengharapan menuai dan berbagian dalam hal-hal yang disubstansiasi oleh iman (Rm. 8:24-25). Kasih menikmati hal-hal yang diterima, disubstansiasi oleh iman, dan hal-hal yang diperoleh pengharapan untuk memelihara diri kita, membangun orang lain, dan mengekspresikan Allah. Kehidupan semacam ini bukan berasal dari kemampuan alamiah kaum beriman, melainkan dari infus apa adanya Allah yang mereka percayai. Kehidupan ini ditempuh oleh kasih mereka yang penuh pengorbanan terhadap Tuhan Sang pengasih, yang mengasihi mereka dan menyerahkan diri-Nya untuk mereka, dan terhadap anggota-anggota-Nya, yang ditebus-Nya melalui kematian-Nya dalam kasih. Kehidupan ini berlangsung terus dan tidak berubah oleh kekuatan penunjang dari pengharapan: pengharapan ini mengarah kepada Tuhan mereka yang terkasih yang berjanji bahwa Dia akan datang untuk membawa mereka kepada diri-Nya sendiri. Kehidupan semacam ini adalah isi dari Surat Kiriman ini.

Betapa ajaibnya, kaum beriman Tesalonika dapat menempuh hidup semacam ini melalui pelayanan singkat rasul selama tidak lebih dari satu bulan! Ini mendorong kita untuk memberitakan Injil yang lengkap kepada orang-orang yang belum percaya dalam jaminan penuh iman, dan untuk melayankan kebenaran yang lebih dalam mengenai kehidupan orang Kristen kepada orang yang baru beroleh selamat. Janganlah beranggapan bahwa jika Anda memberitakan Injil yang lengkap, orang lain tidak akan dapat mengerti apa yang Anda katakan. Pertama kita harus percaya bagi orang lain. Kemudian mereka sendiri akan percaya. Kalau kita tidak percaya apa yang kita beritakan, orang lain tidak akan mempercayainya. Karena itu, kita harus percaya bahwa mereka yang mendengarkan kita akan dapat mengerti, menerima, dan menyambut Injil yang lengkap. Demikian pula kita harus terus melayankan kebenaran yang lebih dalam tentang kehidupan orang Kristen kepada kaum beriman baru. Kiranya kita semua belajar memberitakan sesuatu yang lebih dalam daripada apa yang kita pikir orang lain dapat mengerti.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 1

No comments: