Hitstat

20 December 2014

1 Tesalonika - Minggu 6 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 2:7-12


Dalam ayat 7 Paulus mengatakan, "Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawat anaknya." Mengasuh, yang mencakup merawat, memberi makan, menunjukkan perhatian yang lebih lembut daripada sekadar merawat.

Meski Paulus adalah seorang saudara, namun ia menganggap dirinya seorang ibu yang mengasuh. Sudah tentu ia tidak memikirkan kedudukan, kehormatan, atau kekuasaan. Pemikiran sebagai seorang ibu yang mengasuh amatlah berbeda dengan pemikiran akan kehormatan atau kedudukan. Posisi apakah yang dimiliki ibu yang mengasuh? Martabat, kehormatan, atau kekuasaan apakah yang dimilikinya? Kehormatannya adalah dalam merawat dan mengasuh anak-anaknya, menjaga mereka dengan lembut.

Dalam ayat 8 Paulus meneruskan, "Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar terhadap kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup (jiwa) kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi." Perkataan kasih sayang yang besar menunjukkan dalam kasih sayang menyukai, dalam kasih sayang mendambakan, seperti ibu yang merawat, dengan mesra memperhatikan anak yang dirawat dan diasuhnya. Inilah yang dilakukan rasul-rasul terhadap kaum beriman baru.

Ayat 9 mengatakan, "Sebab kamu masih ingat, Saudara-saudara, akan usaha dan jerih payah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu." Rasul-rasul tidak ingin menjadi beban bagi orang-orang Tesalonika. Itulah sebabnya, mereka berusaha dan berjerih payah siang malam untuk memberitakan Injil Allah kepada mereka.

Dalam ayat 10 Paulus menyambung, "Kamulah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu yang percaya." Saleh mengacu kepada perilaku terhadap Allah, adil mengacu kepada perilaku terhadap manusia, dan tak bercacat mengacu kepada perilaku terhadap semuanya -- Allah, manusia, dan Iblis. Untuk berperilaku seperti itu, Paulus harus melaksanakan pengawasan yang ketat terhadap dirinya. Ayat 10 mewahyukan bahwa rasul-rasul adalah orang-orang yang mempraktekkan penguasaan diri.

Ayat 11 mengatakan, "Kamu tahu, betapa kami, seperti bapak terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang." Rasul sangat tegas dalam menekankan apa adanya mereka dan perilaku mereka (1:5), karena apa adanya mereka membuka jalan untuk membawa orang beriman baru ke dalam keselamatan sempurna Allah.

Ayat 12 mengatakan, "Supaya kamu hidup (berperilaku) sesuai dengan Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya" (Tl.). Panggilan Allah dilaksanakan berdasarkan pemulihan-Nya dan mengikuti pemilihan-Nya (1:4). Dulu, sebagai penyembah-penyembah berhala (1:9), kaum beriman itu berada dalam kerajaan Iblis (Mat. 12:26). Kini, melalui keselamatan dalam Kristus, mereka dipanggil dan telah percaya ke dalam Kerajaan Allah, yaitu lingkungan yang memungkinkan mereka menyembah dan menikmati Allah di bawah pemerintahan ilahi dengan harapan akan memasuki kemuliaan Allah. Kemuliaan Allah seiring dengan Kerajaan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 12

No comments: