Hitstat

30 May 2015

Ibrani - Minggu 1 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 1:1-2


Ketika kita memberitakan firman hidup, dengan sendirinya kekuatan ada di sini. Kekuatan ini bukan kekuatan yang sesaat, tidak seperti jamur yang tumbuh dalam sema­laman, melainkan yang senantiasa bertumbuh terus. Dalam tahun‑tahun ini saya telah melihat banyak pergerakan yang seperti jamur. Dalam satu malam ada seratus orang bertobat, tetapi dua bulan kemudian, tersisa tidak seberapa. Sekarang yang kita kerjakan dengan susah payah sama de­ngan menanam sebutir biji anyelir. Lewat dua minggu se­perti tidak terjadi apa‑apa, tetapi kemudian lambat laun muncullah semainya yang hijau. Akhirnya ia berbunga, berbiji, dan lahir generasi keduanya. Itulah kekuatan hayat. Se­karang kita tahu mengapa Allah berbicara. Ia berbicara un­tuk menerangi, menghidupkan, dan memberikan kekuatan.

Allah berbicara dalam dua tahap : kepada nenek mo­yang dan kepada kita. Dulu, Ia berbicara kepada nenek mo­yang; pada hari‑hari terakhir ini, Ia berbicara kepada kita. Sebelum Ia berbicara kepada manusia, Ia berbicara kepada kekosongan. Karena ketika itu segala sesuatu belum ada maka Ia berbicara kepada kekosongan. Begitu Ia berbicara yang tidak ada lalu menjadi ada (Rm. 4:17). Ia berfirman, "Jadilah terang!" Lalu terang itu jadilah. Alam semesta ini dijadikan oleh pembicaraan‑Nya atau firman‑Nya (Ibr. 11:3). "Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada" (Mzm. 319).

Setelah manusia tercipta, Allah lalu berbicara kepada para nenek moyang.

Kata "pada zaman akhir ini" yang tercantum dalam Ibrani 1:2 dapat juga diartikan sebagai "pada hari‑hari yang terakhir ini", suatu ungkapan bahasa Ibrani yang menan­dakan akhir zaman bukum Taurat, ketika Mesias diperke­nalkan (Yes. 2:2; Mi. 4:1).

Pada akhir zaman ini Allah berbicara di dalam Putra, bahkan terus berbicara di dalam Putra.

Putra adalah Firman (Yoh. 1:1; Why. 19:13). "Pada mulanya ada Firman ... Firman itu adalah Allah." Ia ada­lah firman Allah untuk pembicaraan Allah. Putra sepenuh­nya adalah firman untuk pembicaraan Allah.

Sebagai Firman, Putra terutama untuk menyatakan Allah Bapa (Yoh. 1:18), yakni mengumumkan, menjelaskan, mengekspresikan, serta mewahyukan Allah. Semakin ba­nyak Putra berbicara, semakin banyak pula Allah dinyata­kan dan diwahyukan.

Seluruh pribadi Putra adalah pembicaraan ilahi. Ia adalah firman Allah, juga pembicaraan Allah, yang terus-­menerus menyampaikan hayat kepada kita. Sebagai Fir­man, Ia membawakan hayat dan senantiasa menyampaikan hayat kepada kita. Ketika kita menerima Dia, kita mene­rima hayat.

Sebagai firman ilahi untuk pembicaraan ilahi, Putra mewahyukan realitas melalui Roh itu (Yoh. 16:12‑15). Realitas adalah seluruh adanya Allah terhadap kita. Rea­litas ini diwahyukan oleh Putra sebagai Firman melalui Roh itu.

Hari ini Putra sebagai Roh yang berbicara sedang ber­bicara bersama gereja‑gereja. Ia tidak hanya berbicara kepada gereja‑gereja, tetapi juga berbicara bersama gereja‑gereja. Wahyu 22:17 mengatakan, "Roh dan pengantin perempuan itu berkata, Marilah!. Pada permulaan Kitab Wahyu dika­takan bahwa Roh berbicara kepada gereja‑gereja, tetapi pa­da akhir Kitab Wahyu Roh berbicara bersama gereja‑gereja, karena Roh yang berbicara itu sudah bersatu padu dengan gereja. Haleluya! Demikianlah pembicaraan Allah!


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 2

No comments: