Hitstat

03 March 2017

Wahyu - Minggu 4 Jumat



Pembacaan Alkitab: Why. 1:11
Doa baca: Why. 1:11
Katanya, “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.”


Gereja sebagai Tubuh Kristus (1 Kor. 12:12-13) bersifat universal (Ef. 1:22-23; 4:4-6). Kristus sebagai Kepala yang unik mempunyai satu Tubuh yang unik yang tersusun dari semua orang beriman-Nya yang sejati. Gereja universal sebagai Tubuh Kristus diekspresikan melalui gereja-gereja lokal. Gereja-gereja lokal, sebagai ekspresi satu Tubuh Kristus (Why. 1:12, 20), bersifat lokal (Kis. 8:1; 13:1; Rm. 16:1; 1 Kor. 1:2). Mula-mula dalam Matius 16:18 diwahyukan bahwa gereja itu bersifat universal, selanjutnya dalam Matius 18:17 diwahyukan bahwa gereja bersifat lokal. Dalam Kitab Kisah Para Rasul, gereja dilaksanakan secara lokal, misalnya gereja di Yerusalem (8:1), gereja di Antiokhia (13:1), gereja di Efesus (20:17), dan gereja-gereja di propinsi Siria dan Kilikia (15:41). Selain beberapa pucuk yang ditulis untuk perorangan, semua Surat Kiriman (rasul) ditulis untuk gereja-gereja lokal. Tidak ada surat yang ditulis untuk gereja universal. Tanpa gereja lokal, tidak akan ada pelaksanaan dan penyataan gereja universal. Gereja universal terwujud dalam gereja-gereja lokal. Pengenalan terhadap gereja pada aspek universalnya harus disempurnakan dengan pengenalan terhadap gereja pada aspek lokalnya.

Wahyu 1:11 tersusun sedemikian rupa sehingga penting sekali. Kirimkanlah kepada ketujuh gereja (jemaat) itu sama dengan kirimkanlah kepada ketujuh kota itu. Hal ini menampakkan dengan jelas bahwa pelaksanaan hidup gereja sebermula adalah satu gereja satu kota, satu kota hanya ada satu gereja. Tidak ada kota yang mempunyai gereja lebih dari satu. Inilah gereja lokal dengan kota sebagai unitnya, bukan jalan atau wilayah. Wilayah administrasi gereja lokal seharusnya meliputi seluruh kota tempat gereja tersebut berada; tidak seharusnya lebih besar atau lebih kecil daripada batas kota itu. Semua orang beriman di dalam batas tersebut, seharusnya terbentuk menjadi satu gereja lokal yang unik dalam kota itu. Karena itu, satu gereja sama dengan satu kota, dan satu kota sama dengan satu gereja. Inilah yang kita sebut gereja lokal.

Gereja-gereja, yang dilambangkan dengan ketujuh kaki pelita emas dalam sifat ilahi adalah kesaksian Yesus (1:2, 9), bersinar dalam malam yang gelap atas lokal secara korporat. Gereja-gereja seharusnya bersifat ilahi, yaitu emas. Mereka seharusnya adalah kaki (tumpuan), bahkan adalah kaki pelita, penopang pelita yang berminyak (mengacu kepada Kristus Sang Roh pemberi-hayat), bersinar dalam kegelapan secara individu dan korporat. Dari sudut lokalitas, mereka adalah kaki-kaki pelita yang individu, namun pada saat yang sama, mereka adalah sekelompok, sekumpulan kaki pelita dalam alam semesta. Mereka bukan hanya bercahaya di masing-masing lokal, terlebih pula secara universal mengemban kesaksian yang sama terhadap tiap-tiap lokal dan alam semesta. Sifat dan bentuk mereka sama; menopang pelita yang sama, untuk tujuan yang sama, dan identik satu dengan yang lain, tanpa perbedaan individual apa pun. Perbedaan ketujuh gereja lokal yang tercantum dalam pasal 2 dan 3 terletak pada hal yang bersifat negatif, bukan yang positif. Di aspek negatif, atas kegagalan mereka, mereka berbeda dan terpisah satu sama lain; tetapi di aspek positif, atas sifat, bentuk, dan tujuan, mutlak identik dan saling berkaitan. Wahyu gereja-gereja lokal adalah penyingkapan terakhir dari Tuhan terhadap gereja, dan hal ini tercatat dalam kitab terakhir dari firman ilahi. Karena itu, kalau kaum saleh ingin mengenal gereja dengan sempurna, mereka harus mengikuti Tuhan, dari kitab Injil terus melewati Surat-surat Kiriman, hingga mereka bisa melihat gereja-gereja lokal seperti yang disingkapkan di sini. Gereja-gereja, bersama Kristus yang menjadi sentralitas unik mereka, adalah fokus dalam administrasi ilahi, demi menggenapkan ketetapan kehendak kekal Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 7

No comments: