Hitstat

13 March 2017

Wahyu - Minggu 6 Senin



Pembacaan Alkitab: Why. 2:1-7
Doa baca: Why. 2:1
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki pelita emas itu.


Mari kita melihat gereja di Efesus (2:1-7). Kata-kata penting dalam berita ini adalah kasih, hayat, dan terang. Syarat pokok menempuh hidup gereja adalah kasih kita kepada Tuhan. Kasih Tuhan kepada kita tidak perlu dipersoalkan. Persoalannya adalah kasih kita kepada-Nya. Sekalipun kita telah mengasihi Dia pada waktu lampau dan mungkin mengasihi-Nya sekarang, tetapi masih ada bahayanya, yaitu kasih kita kepada Tuhan Yesus itu bisa memudar. Surat kepada gereja di Efesus memperingatkan kita akan hal ini. Surat ini juga memberikan wahyu yang jelas kepada kita penyebab utama kemerosotan hidup gereja -- pudarnya kasih yang semula. Kasih memberikan, kedudukan, tumpuan, hak, dan kelayakan kepada kita untuk makan pohon hayat. Jika kita mengasihi Tuhan, kita akan mempunyai hak penuh untuk menikmati Dia sebagai pohon hayat, sebagai suplai hayat kita. Hayat memberi kita terang. Jika kita memiliki kasih, kita akan mempunyai hayat yang dilambangkan dengan pohon hayat dan terang yang dilambangkan dengan kaki pelita.

Dalam surat yang pertama, Tuhan mengatakan bahwa Ia adalah Dia yang memegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya dan yang berjalan di antara ketujuh kaki pelita emas itu. Kedua hal ini membuktikan bahwa Tuhan sangat normal, sejati, dan tepat. Ia memelihara gereja-gereja dengan memegang pemimpin-pemimpin dalam gereja itu di tangan kanan-Nya sambil berjalan di antara semua gereja. Inilah suasana yang sangat indah! Di satu pihak, Tuhan duduk di sebelah kanan Allah, menjadi Imam Besar kita yang bersyafaat untuk kita, gereja-gereja (Ibr. 7:25), di pihak lain, Dia menggenggam utusan-utusan gereja-gereja dan berjalan di antara gereja-gereja untuk memelihara mereka.

Gereja di Efesus memiliki banyak kebaikan. Pertama, ia banyak bekerja bagi Tuhan. Gereja di Efesus tidak pernah bermalas-malas atau kendur. Ia cukup baik dalam hal bekerja bagi Tuhan. Gereja ini juga berjerih payah bagi-Nya (ayat 2-3). Berjerih payah berarti bekerja lebih keras. Bekerja adalah hal yang biasa, sedangkan berjerih payah adalah hal yang khusus. Gereja di Efesus juga mempunyai kebajikan yang lain, yaitu tekun. Ini berarti gereja ini pernah teraniaya dan tekun dalam penderitaan. Gereja ini sangat peka, sehingga dapat menentukan rasul-rasul palsu dan menolak mereka (ay. 2). Mereka menemukan bahwa orang-orang tertentu yang menganggap dirinya rasul adalah pendusta. Gereja di Efesus membenci apa yang dibenci Tuhan yaitu perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus (ay. 6) . Ditinjau dari kebajikan ini, gereja ini baik, murni, wajar, dan normal.

Tuhan membenci perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus. Perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus adalah menimbulkan jenjang di antara kaum saleh. Hal ini mengakibatkan timbulnya sebutan kaum paderi dan kaum awam. Kata "Nikolaus" dalam bahasa Yunaninya tersusun dari dua kata, yang berakar kata "niko" dan "laos". "Niko" berarti "menaklukkan (mengalahkan) atau di atas yang lain". "Laos" berarti "rakyat jelata, masyarakat umum, atau kaum awam". Jadi, nikolaus berarti menaklukkan rakyat jelata atau mengalahkan kaum awam. Pengikut-pengikut Nikolaus pasti mengacu kepada sekelompok orang yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada kaum beriman pada umumnya. Tuhan membenci pekerjaan dan perilaku pengikut Nikolaus ini, dan kita harus membenci apa yang dibenci oleh Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 10

No comments: