Hitstat

20 March 2017

Wahyu - Minggu 7 Senin



Pembacaan Alkitab: Why. 2:12-17
Doa baca: Why. 2:12
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua.


Dalam berita ini kita sampai pada gereja yang ketiga, gereja di Pergamus (Why. 2:12-17). Dalam bahasa Yunani, "pergamus" berarti "kawin", mengandung makna "berpadu", serta "menara tinggi yang kokoh". Menurut tanda, gereja di Pergamus melambangkan gereja yang kawin dengan dunia dan menjadi menara tinggi yang kokoh, sama dengan pohon besar yang dinubuatkan oleh Tuhan dalam perumpamaan biji sesawi (Mat. 13:31-32). Ketika dalam tiga abad pertama Iblis tidak berdaya melenyapkan gereja melalui penindasan Kekaisaran Romawi, maka dia mengubah strategi, pada awal abad ke-4 melalui Konstantin menerima agama Kristen sebagai agama negaranya untuk merusak gereja. Melalui pencanangan dan pengaruh politik Konstantin, banyak orang yang tidak beriman telah dibaptis atau dipercik masuk "gereja", sehingga "gereja" membesar dengan abnormal. Bagi Kristus, gereja seperti mempelai perempuan yang suci; perkawinannya dengan dunia, dalam pandangan Allah adalah perzinaan rohani.

Ayat 12 mengatakan, "Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua." Dalam surat ini, Tuhan sebagai Roh yang berbicara, menyatakan diri-Nya adalah Dia yang berpedang tajam dan bermata dua. Gereja yang duniawi ini patut menerima penghakiman firman Tuhan yang tajam.

Dalam ayat 13 Tuhan berkata kepada gereja di Pergamus, "Aku tahu di mana engkau tinggal, yaitu di tempat takhta Iblis." Tempat kediaman Iblis adalah dunia. Karena telah berpadu dengan dunia, dan telah menjadi duniawi, maka gereja ini pun tinggal di dunia, di tempat kediaman Iblis.

Gereja di Pergamus juga tinggal di tempat takhta Iblis. Hal ini juga mengacu kepada dunia. Dunia bukan saja tempat kediaman Iblis, bahkan merupakan wilayah kekuasaannya. Sekarang gereja tidak saja bersatu dengan dunia, bahkan bersatu dengan Iblis. Sungguh menakutkan! Kekristenan yang duniawi hari ini tetap bersatu dengan dunia dan masih terus diresapi dengan pikiran, konsepsi, teori, bahkan praktek Iblis. Kita harus nampak betapa seriusnya perkara ini.

Ketiga surat yang pertama memperlihatkan kepada kita tiga gereja -- gereja yang patut didambakan, gereja yang teraniaya, dan gereja yang duniawi. Kita tentu ingin menjadi gereja yang patut didambakan dan menjadi gereja yang teraniaya, dan tidak mau menjadi gereja yang duniawi. Kita harus menolak segala barang yang duniawi. Hati-hatilah! Setelah musuh menganiaya Anda, strateginya mungkin berubah, yaitu menyambut Anda. Jangan menganggap penyambutan itu satu perkara yang baik. Sebaliknya, kita harus takut disambut sebagaimana takut disengat kalajengking. Bagi kita, menderita penganiayaan, tentangan, dan serangan itu sangat baik. Namun, kapan kala orang-orang begitu hangat menyambut kita, itulah saat yang berbahaya. Surat kepada gereja di Pergamus mengajar kita untuk tidak bersatu dengan dunia dengan cara dan aspek apa pun. Kita harus tidak ada hubungan sama sekali dengan dunia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 12

No comments: