Hitstat

04 August 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 4 Jumat

Membuat Batu Bata (1)
Kejadian 11:3
“Mereka berkata seorang kepada yang lain: ‘Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik.’ Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.”

Dalam pemberontakan ini ada permufakatan (Kej. 11:3). Di bawah hasutan Iblis, manusia berkumpul bersama bermufakat untuk memberontak kepada Allah. Pemberontakan terhadap Allah yang dihasut oleh Iblis sering kali dimulai dari persekongkolan. Selama berabad-abad, berulang kali manusia bermufakat menentang Allah, dan yang pertama kali adalah di Babel. Di bawah hasutan Iblis, manusia berketetapan bersama-sama menolak Allah dan memberontak kepada Allah.
Dalam permufakatannya memberontak kepada Allah mereka membuat batu bata dan membakarnya baik-baik (Kej. 11:3). Di Babel orang membakar tanah, membakar tanah liat menjadi bata, untuk membangun sebuah kota dan menara. Firaun juga mendirikan kota-kota perbekalan dengan batu bata (Kel. 1:11, 14a). Apakah makna dibalik pembuatan batu bata? Allah memulihkan daratan keluar dari air adalah agar dapat menumbuhkan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan (Kej. 1:9-11). Jadi tanah berfungsi untuk menumbuhkan hayat. Membakar tanah untuk membuat batu bata berarti mematikan fungsi tanah sebagai media tumbuhnya hayat. Ini sama dengan membinasakan hayat. Perhatikan perkataan Tuhan Yesus dalam Injil Yohanes 10:10, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Jadi di balik membakar tanah untuk membuat bata, tersirat pekerjaan Iblis. Iblis mencuri, membunuh, dan membinasakan, tetapi Tuhan Yesus memberikan hidup / hayat dengan berkelimpahan.

Membuat Batu Bata (2)
Why. 21:18-20; Kej. 1:11

Menurut wahyu seluruh Alkitab, pembangunan Allah tidak pernah memakai batu bata. Allah membangun dengan batu. Terakhir, Yerusalem Baru dibangun dari batu permata (Why. 21:18-20). Batu berbeda dengan bata. Batu adalah buatan Allah, bata adalah buatan manusia. Batu permata tidak saja Allah yang membuat, lebih-lebih adalah Allah yang mengubah. Bata dibuat orang dari tanah. Menurut catatan Alkitab, bumi adalah untuk menumbuhkan hayat (Kej. 1:11). Pertumbuhan hayat membutuhkan berbagai unsur. Bumi memiliki semua unsur yang diperlukan untuk menghasilkan hayat. Bahkan pertumbuhan tubuh kita pun bersandar pada unsur-unsur yang ada di dalam tanah. Sayur-mayur, biji-bijian yang kita makan, semuanya dihasilkan dari tanah. Sebab itu bumi mengandung berbagai macam unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan hayat. Lalu, apa artinya membuat batu bata? Membuat batu bata adalah untuk bangunan manusia, membinasakan dan membakar setiap unsur pertumbuhan hayat di dalam tanah. Bila kita mempunyai pandangan yang demikian, kita akan mengenal bahwa setiap macam masyarakat, setiap macam kebudayaan manusia hari ini, adalah membakar tanah untuk dijadikan batu bata.
Membuat batu bata perlu jerih payah, perlu kerja keras. Karena manusia telah menyangkal Allah, manusia harus bekerja keras baru dapat membuat sesuatu. Seluruh sejarah manusia adalah sebuah catatan tentang kerja keras pembangunan manusia, dan bahan yang digunakan untuk pembangunan adalah tanah liat yang disalahgunakan (yaitu manusia sendiri). Inilah cara pembangunan di Babel — menggunakan tanah liat yang disalahgunakan ditambah dengan kerja keras manusia. Dikatakan secara perlambangan, tanah menandakan sifat manusia. Pemberontakan yang dihasut oleh Iblis telah membunuh unsur-unsur pertumbuhan hayat dalam manusia, membakar musnah unsur-unsur ini, dan menyalahgunakan manusia untuk membangun hal-hal yang memberontak kepada Allah. Perkara ini terjadi di Babel, dalam prinsip yang sama, juga terjadi dalam sejarah seluruh umat manusia.
Memakai tanah liat yang disalahgunakan dengan kerja keras mendirikan sebuah kota, berarti mendirikan suatu kehidupan manusia yang tanpa Allah. Dalam kota yang didirikan di Babel, tidak dapat menumbuhkan apa-apa. Di sana tidak ada Allah, tidak ada hayat. Lihatlah kebudayaan manusia, masyarakat, dan keadaan seluruh dunia dewasa ini. Apa yang sedang dilakukan manusia? Mereka sedang membakar tanah menjadi batu bata, mendirikan suatu kota yang tanpa Allah, tanpa hayat. Inilah masyarakat hari ini.

Penerapan:
Sediakanlah waktu bagi Tuhan khususnya di pagi hari untuk berkontak dengan Dia dan menerima penyaluran-Nya. Hanya melalui datang kepada-Nya, kita bisa diubah menjadi batu hidup bagi pembangunan suatu rumah rohani – rumah Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, tambahkanlah kadar-Mu dan bertumbuhlah di dalamku. Keberadaanku di sini bukan untuk membakar bata, melainkan untuk membangun rumah-Mu dengan bahan-bahan berharga. Tuhan Yesus, ubahlah aku menjadi bahan yang berharga bagi bangunan-Mu.

No comments: