Hitstat

02 August 2006

Kejadian Volume 4 - Minggu 4 Rabu

Latar Belakang Kejatuhan Manusia Kali Keempat
Kejadian 11:1-2
“Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.”

Dalam Kejadian 11, kita melihat kejatuhan manusia kali keempat (ay. 1-9). Dalam kejatuhan kali keempat ini, tersingkaplah kelicikan musuh. Kejatuhan kali ini terjadi setelah air bah, di bumi baru setelah pemulihan kehidupan manusia di bawah pimpinan Nuh. Di balik setiap kejatuhan terdapat satu sumber yang sama dan satu-satunya, yaitu Iblis, musuh Allah. Dalam kejatuhan manusia kali keempat, manusia jatuh paling parah, tidak dapat jatuh lebih dalam lagi. Ini menunjukkan dalam kejatuhan manusia kali keempat, musuh Allah, Iblis, sudah bertindak sekuatnya, tidak bisa lebih lagi.
Di dalam hati manusia, Iblis menghasut manusia untuk memberontak kepada Allah. Sebab itu, kejatuhan manusia kali keempat mutlak adalah suatu pemberontakan. Walaupun dalam kejatuhan kali pertama terdapat sedikit unsur pemberontakan, tetapi itu masih belum merupakan suatu pemberontakan, hanya merupakan suatu kejatuhan. Kejatuhan kali keempat sama seperti tiga kejatuhan sebelumnya, mempunyai dua faktor, yaitu Iblis dan manusia. Dalam kejatuhan kali keempat, Iblis adalah penyebab yang sesungguhnya. Dalam arti lain, Iblislah yang di dalam hati manusia menciptakan pemberontakan. Iblis telah bersatu dengan manusia dan menggerakkan manusia untuk bertindak melawan Allah. Tanpa terkecuali, semua manusia yang telah jatuh memiliki kecenderungan memberontak terhadap Allah. Kiranya Tuhan menjaga hati kita dan menjauhkannya dari segala bentuk pemberontakkan, sebaliknya kiranya Tuhan senantiasa melembutkan hati kita untuk menaati pemerintahan-Nya.

Manusia Jatuh dari Pemerintahan Manusia ke Dalam Hasutan Iblis
Kej. 6:11

Dalam semua kejatuhan manusia, sedikitnya manusia jatuh dari tiga tahap. Tahap pertama, manusia jatuh dari hadirat Allah ke dalam hati nurani manusia; kedua, manusia jatuh dari hati nurani ke pemerintahan manusia; dan ketiga, manusia jatuh dari pemerintahan manusia ke dalam hasutan Iblis.
Pada tahap pertama, manusia jatuh dari pemerintahan Allah ke pemerintahan diri sendiri. Menurut Kejadian pasal dua, setelah Allah menciptakan manusia, manusia ditaruh di hadapan-Nya sendiri. Manusia ada di hadirat Allah, antara Allah dan manusia tidak ada sekatan, halangan, atau rintangan apa pun. Manusia langsung berada dalam penyertaan Allah, langsung diperintah oleh hadirat Allah. Namun setelah Adam dan Hawa memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat, mata mereka tercelik dan hati nurani mereka mulai berfungsi. Walau hati nurani telah ada sejak manusia diciptakan, namun ia baru berfungsi setelah manusia jatuh dihasut Iblis. Sejak saat itulah manusia tidak secara langsung diperintah oleh Allah, tetapi oleh hati nuraninya.
Manusia tidak bertahan lama di bawah pemerintahan hati nuraninya sendiri. Kain adalah orang pertama yang merusak pengaturan hati nurani. Kejadian pasal empat mewahyukan, Kain membunuh Habel adiknya dan berbohong, tetapi tidak merasa malu. Ia berbohong kepada Allah tentang kematian Habel, ini menyatakan perusakan secara terbuka terhadap pemerintahan hati nurani. Oleh karena manusia telah melanggar hati nuraninya, maka sebelum air bah, bumi penuh dengan kekerasan (Kej. 6:11). Sejak saat itulah manusia jatuh dari hati nuraninya sehingga setelah air bah Allah lalu mendirikan wakil kekuasaannya di bumi. Itulah permulaan pemerintahan manusia. Jadi, kejatuhan kali kedua ialah dari pemerintahan diri sendiri ke pemerintahan orang lain.
Kejatuhan manusia dari pemerintahan diri sendiri ke pemerintahan manusia belum merupakan kejatuhan yang terakhir. Kejatuhan manusia bahkan lebih dalam daripada ini, yakni jatuh dari pemerintahan manusia ke dalam hasutan Iblis. Pemerintahan manusia berasal dari wewenang Allah. Namun Iblis menggunakan wewenang yang Allah berikan kepada manusia untuk mendirikan bangsa-bangsa, dan menghasut manusia dengan sarana bangsa-bangsa memberontak kepada Allah. Demikianlah manusia jatuh ke dalam pemberontakan secara terbuka terhadap Allah. Apakah pemberontakan itu? Pemberontakan adalah penyangkalan terhadap hak dan kekuasaan. Dalam pemberontakan Babel, manusia menyatakan penyangkalan mereka terhadap hak Allah dan mutlak terlepas dari kuasa Allah.

Penerapan:
Allah-lah yang menentukan wakil-wakil pemerintahan-Nya di bumi. Terhadap mereka, sikap kita seharusnya taat. Pemberontakan mutlak berasal dari si Iblis. Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa isteri harus tunduk kepada suami, anak taat terhadap orang tua, hamba menghormati majikannya. Dan di atas semuanya itu, kita semua harus taat kepada Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, di dalam dagingku tidak ada ketaatan, sebaliknya yang ada adalah pemberontakan. Tuhan, Engkaulah teladan ketaatan yang sejati. Ajarlah aku untuk taat kepada-Mu, bukan dengan kekuatanku tetapi oleh kasih karunia-Mu yang bekerja di dalamku.

No comments: