Hitstat

05 September 2007

Matius Volume 5 - Minggu 2 Kamis

Memanggil Orang yang Berbeban Berat
Matius 11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Penolakan yang dialami oleh Tuhan berada di bawah kedaulatan Allah Bapa. Matius 11:26 mengatakan, “Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” Bapa berkenan melihat Putra ditolak. Bagi kita sulit mempercayai hal ini. Jika orang tua dan sanak saudara kita bersatu dengan kita dalam menerima Injil dan menempuh jalan Tuhan, kita tentu akan gembira dan memuji Tuhan. Tetapi di sini kita wajib memuji Tuhan ketika kita mengalami penolakan, “Aku memuji Engkau Bapa, sebab Engkaulah Tuhan langit dan bumi. Segala sesuatu berasal dari Bapa dan Aku memuji Engkau karena situasi ini.”
Mengapakah kita sering merasa kecewa ketika kia ditolak atau disalahpahami orang? Tidak lain karena kita kurang mengenal baik Bapa maupun Anak. Kita mungkin tahu tentang Bapa dan Anak, tetapi belum mengenal secara subyektif. Tidak hanya mereka yang menolak Tuhan yang tidak mengenal Bapa, kita yang ditolak pun mungkin belum mengenal Bapa maupun Anak dengan baik. Kalau kita memiliki pengenalan yang memadai akan Bapa dan Anak, apa pun yang menimpa kita, tidak akan membuat kita kecewa dan putus asa.
Dalam Injil Yohanes 6:37, Tuhan berkata, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang”. Karena kita telah diberikan Bapa kepada Kristus, maka kita bisa datang kepada-Nya, dan Ia sekali-kali tidak akan membuang kita. Bukankah perkataan ini menguatkan kita? Orang boleh saja menolak, mengkritik, atau menyalahpamahi kita, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa Tuhan tidak akan membuang kita. Kalau kita memiliki pengenalan ini, tidak ada satu alasan pun bagi kita untuk kecewa karena penolakan dan penentangan. Selain itu, pengenalan ini akan membuat kita sering-sering datang kepada Tuhan dan tinggal di dalam hadirat-Nya. Lihatlah, situasi yang sulit justru membantu kita untuk datang kepada-Nya.

Mat. 11:26-28; 26:39; Yoh. 3:27; 6:37; 17:6

Dalam Matius 11:28, Tuhan menyerukan panggilan: “Marilah kepada-Ku, semua yang telah letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Sungguh perkataan yang penuh anugerah (kasih karunia). Letih lesu yang disebutkan dalam ayat ini bukan hanya mengacu kepada jerih lelah dalam memelihara perintah hukum Taurat dan peraturan-peraturan agamawi, tetapi juga mengacu kepada jerih lelah dalam berjuang untuk berhasil dalam pekerjaan apa saja. Jadi, siapa yang berjerih lelah, selalu memikul beban berat. Adakah kita lelah dan berbeban berat hari ini?
Tuhan menyediakan perhentian dan ingin memberi kita kelegaan. Dalam keletihan dan kelesuan kita, kita perlu beryukur kepada Bapa dan kehendak-Nya. Tidak hanya itu, kita pun perlu datang kepada Tuhan untuk menerima perhentian. Perhentian ini mengacu kepada damai sejahtera yang sempurna dan kepuasan yang penuh. Apakah jalan untuk mendapatkan perhentian? Menurut Matius 11:29, jalan untuk menikmati perhentian adalah dengan memikul kuk, yaitu kehendak Bapa. Dengan kata lain, kapankala kehendak Bapa menguasai kita, saat itulah kita memiliki perhentian.
Ini sangat berbeda dengan konsep kebanyakan orang. Mereka berpikir bahwa perhentian dan kelegaan hanya bisa diperoleh ketika seseorang memiliki kesuksesan di dunia. Mereka berpikir banyaknya uang di bank akan memberikan perhentian dan kelegaan. Pemikiran ini salah besar. Uang tidak bisa memberikan kelegaan, sebaliknya bisa membuat orang sakit jantung. Hanya Tuhan yang bisa memberi kita perhentian sejati.
Ketaatan kita kepada kehendak Bapa akan membuat jiwa kita mendapatkan ketenangan. Dalam hal ini kita perlu belajar dari Tuhan. Mengapakah Tuhan ketika di bumi tidak pernah kuatir atau gelisah? Karena jiwa-Nya tenang. Dia hanya tahu memikul kuk yang Bapa letakkan ke atas-Nya. Maukah kita memiliki ketenangan dalam jiwa kita? Marilah kita belajar memikul kehendak Bapa. Hidup kita haruslah bagi kerajaan yang dalam realitasnya hari ini adalah gereja. Jadilah anggota Tubuh Kristus yang hidup dan berfungsi, maka jiwa kita akan mendapatkan ketenangan.

Doa:
Tuhan Yesus, rahmatilah aku agar mengenal perkenan-Mu dan selalu datang kepada-Mu. Tuntutan hidup ditambah dengan permintaan agama membuat aku letih lesu dan berbeban berat. Karena itu, sekarang aku mau datang kepada-Mu untuk mendapatkan kelegaan dan belajar memikul kuk yang Kaupasangkan.

No comments: