Hitstat

09 September 2007

Matius Volume 5 - Minggu 3 Senin

Penabur dan Benih
Matius 13:3
Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.”

Dalam Matius 13:3-4, Tuhan mengutarakan sebuah perumpamaan mengenai seorang penabur yang keluar untuk menabur benih. Dalam pekerjaan pendahuluan-Nya untuk mendirikan Kerajaan Surga, Tuhan Yesus datang sebagai penabur. Kedatangan Tuhan ke dunia bukan sekedar untuk memberikan pengajaran, namun terlebih untuk menabur benih.
Tuhan memberi tahu murid-murid bahwa benih di sini adalah firman Allah, yaitu firman Kerajaan Surga. Benih itu juga adalah anak-anak kerajaan, umat kerajaan (Mat. 13:38), yaitu orang-orang yang dilahirkan dari Allah. Ketika Tuhan menabur benih, bukan hanya menabur firman hayat, tetapi juga menabur orang. Tuhan datang ke bumi, Ia tidak hanya memberitakan firman-Nya, Dia juga ingin mendapatkan sekelompok orang sebagai benih yang ditaburkan.
Dalam Alkitab, di satu pihak menyebut firman yang keluar dari mulut Allah adalah firman Allah; di pihak lain juga menyebut Anak yang diutus oleh Allah adalah firman Allah. Injil Yohanes 1:1 mengatakan, “Pada mulanya adalah firman, firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah.” Firman ini telah menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kita, penuh dengan kasih karunia dan kebenaran. Kita tahu bahwa ini ditujukan kepada Tuhan Yesus. Dia adalah firman yang hidup, Dia adalah firman hayat. Tatkala kita mendengarkan Dia, berarti kita mendengarkan firman. Tatkala kita menjamah Dia, kita menjamah firman.
Kita patut memuji Tuhan karena Dia bukan saja firman Allah, Dia juga benih. Allah mengutus Putra-Nya datang ke bumi untuk menaburkan diri-Nya sendiri sebagai benih di dalam kita. Sekarang, tanggung jawab kita adalah membiarkan benih ini bertumbuh besar di dalam kita. Inilah makna hidup kita sebagai umat kerajaan. Seluruh perhatian kita haruslah terfokus pada pertumbuhan benih ini.

Mat. 13:1-4; 13:38; Yoh. 1:1; 12:24; 1 Ptr. 1:3

Kristus mendirikan Kerajaan Surga bukan dengan cara berperang atau dengan memberikan banyak pengajaran, melainkan dengan menaburkan diri-Nya sebagai benih hayat ke dalam manusia. Injil Yohanes 12:24 mengatakan, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” Tuhan Yesus adalah sebutir benih. Dari sebutir benih inilah akan dihasilkan banyak butir.
Apakah artinya “menghasilkan banyak buah”? Artinya Tuhan melalui kematian dan kebangkitan-Nya telah melahirkan kita kembali (1 Ptr. 1:3), menghasilkan kita sebagai benih-benih, sama seperti Dia. Tuhan menghendaki semua orang milik-Nya menjadi benih untuk ditanam. Karena itu, kita harus merenungkan, kalau Tuhan mengambil kita sebagai benih untuk ditabur, kelak akan menghasilkan buah apa? Apa yang ditabur oleh manusia, itu juga yang dituainya. Orang-orang yang kita bantu, sering kali serupa dengan diri kita. Dengan kata lain, apa yang kita tuai menyatakan apa adanya diri kita.
Benih yang baik bukan saja firman Kerajaan Surga, benih yang baik juga adalah anak-anak Kerajaan Surga. Memberitakan firman Allah sama sekali tidak tergantung pada mulut kita bisa mengutarakan atau tidak, melainkan tergantung pada berapa banyak kadar hayat yang tersusun di dalam kita. Firman Allah sampai di atas diri kita harus melalui pengujian salib. Sama seperti tukang keramik menggambar di atas keramik. Kalau keramiknya tidak melalui api, begitu dijamah sedikit saja, gambar itu pasti segera rusak; harus melalui api barulah gambar itu menjadi permanen.
Setelah kita menerima firman, maka Allah melalui situasi, melalui wahyu, akan “membakar” kita, sampai suatu hari diri kita menjadi firman itu. Kalau tidak demikian, kita tidak bisa menjadi benih yang baik. Firman di atas diri kita seharusnya bukan menjadi pengetahuan atau doktrin belaka, melainkan harus melalui ujian salib agar menjadi pengalaman kita yang subyektif. Kita perlu berdoa mohon Tuhan membawa kita memasuki pengalaman atas setiap firman yang kita dengar. Hanya dengan jalan ini, firman dapat tersusun ke dalam kita dan menjadi satu dengan kita. Inilah jalan untuk menjadi benih yang baik.

Doa:
Tuhan Yesus, biarlah benih ilahi yang telah Kautaburkan ke dalamku bertumbuh tanpa halangan sehingga menghasilkan kerajaan di dalamku. Ampunilah bila selama ini aku mengabaikan pertumbuhan benih itu di dalamku. Aku mau belajar memberikan setiap bagian hatiku bagi pertumbuhan hayat-Mu di dalamku.

No comments: