Hitstat

16 September 2007

Matius Volume 5 - Minggu 4 Senin

Perumpamaan tentang Biji Sesawi dan Pohon Besar
Matius 13:31-32
... Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.... tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.

Umat kerajaan sebagai penyusun kerajaan dan gereja, seharusnya seperti tuaian yang menghasilkan makanan bagi kepuasan Allah dan manusia. Gandum dan sesawi baik untuk dimakan. Pada hakikatnya, sangat sehat dan bergizi jika kita makan roti yang terbuat dari gandum dengan sayur. Namun, dalam perumpamaan ini, kita nampak pemikiran si jahat, kelicikan Iblis. Kelicikan musuh ialah membuat biji sesawi bertumbuh menjadi pohon yang besar, yang tidak lagi baik untuk dimakan.
Matius 13:32 mengatakan bahwa setelah biji sesawi bertumbuh, “sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon.” Gereja, yang adalah perwujudan kerajaan, seharusnya seperti sayuran yang menghasilkan makanan. Namun, sifat dan fungsinya telah berubah sehingga gereja menjadi pohon, tempat bersarangnya burung-burung (ini berlawanan dengan hukum penciptaan Allah yang menetapkan setiap tanaman bertumbuh menurut jenisnya - Kej. 1:11-12).
Perubahan ini terjadi dalam awal abad keempat, ketika Kaisar Konstantinus mencampuradukkan gereja dengan dunia. Dia membawa beribu-ribu orang beriman palsu ke dalam agama Kristen, sehingga membentuk dunia kekristenan, bukan lagi gereja. Kondisi ini persis seperti yang digambarkan oleh gereja di Pergamus (Why. 2:12-17). Sesawi ialah tanaman musiman, sedangkan pohon adalah tanaman keras tahunan. Menurut sifatnya yang surgawi dan rohani, gereja seharusnya seperti sesawi, hanya sementara di bumi. Tetapi karena sifatnya berubah, gereja menjadi berakar dalam dan menetap seperti sebuah pohon di bumi, semarak dengan berbagai usahanya seperti cabang-cabang, yang di dalamnya banyak orang jahat dan barang jahat bercokol. Hal ini mengakibatkan terbentuknya organisasi penampilan luar Kerajaan Surga.

Mat. 13:31-32; Kej. 1:11-12; Why. 2:12-17

Berubahnya biji sesawi, menjadi pohon merupakan suatu pelanggaran prinsip yang ditentukan oleh Allah dalam ciptaan-Nya untuk masalah hidup - setiap tanaman harus berkembang menurut jenisnya. Inilah yang ditunjukkan dalam Kejadian pasal satu, di mana kita diberitahu bahwa setiap hayat bertumbuh menurut jenisnya. Prinsip ini diterapkan tidak hanya pada hayat tanaman, tetapi juga pada hayat binatang, dan bahkan pada hayat manusia. Setiap jenis hayat harus berkembang menurut jenisnya.
Jika suatu sayur atau hayat tumbuh-tumbuhan tidak berkembang menurut jenisnya, akan menjadi abnormal dan melanggar prinsip yang telah ditentukan oleh Allah dalam penciptaan-Nya. Untuk menaati prinsip ini, sesawi harus berkembang menurut sesawi dan pohon harus berkembang menurut pohon. Tetapi dengan bertumbuh menjadi pohon, sayuran sawi melanggar prinsip ini. Pertumbuhan abnormal ini melanggar ketentuan Allah.
Matius 13:32 mengatakan pula bahwa burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabang pohon. Bukannya menghasilkan bahan makanan, pohon ini malah menjadi tempat bersarangnya burung-burung. Karena burung dalam perumpamaan pertama melambangkan si jahat, Iblis (Mat. 13:4, 19), burung-burung di udara dalam perumpamaan ini pasti mengacu kepada roh-roh jahat Iblis dengan orang jahat dan barang jahat yang digerakkan oleh mereka. Mereka bersarang di cabang-cabang pohon besar itu, yaitu di dalam usaha-usaha dunia kekristenan.
Menurut perspektif ini, dunia kekristenan hari ini telah menjadi pohon besar yang tidak menghasilkan buah bagi Allah dan manusia, tetapi menjadi tempat bersarangnya banyak kejahatan. Ketika perumpamaan ini diucapkan oleh Tuhan, perumpamaan ini hanya merupakan nubuat, tetapi hari ini telah menjadi fakta sejarah dalam dunia kekristenan. Sekalipun kekristenan telah menjadi pohon besar, dalam Lukas 12:32, Tuhan Yesus menyebut gereja-Nya “kawanan kecil”. Kita tidak seharusnya menjadi pohon besar, melainkan tetap sebagai kawanan kecil. Di dunia kekristenan sulit ditemukan biji gandum atau biji sesawi. Bukannya sebagai makanan, pohon ini malah lebih banyak menjadi tempat bersarangnya burung-burung. Inilah situasi, penampilan lahiriah Kerajaan Surga hari ini.

Doa:
Tuhan Yesus, murnikanlah aku dari segala ambisi untuk menjadi besar menurut cara-cara duniawi yang Kaubenci. Terangilah aku agar nampak bahwa realitas batiniah lebih Kauperkenan daripada penampilan luaran. Karena itu berkatilah gereja-Mu agar tetap sebagai sayuran yang memuaskan-Mu, bukan pohon besar yang dipenuhi hal-hal jahat.

No comments: