Hitstat

02 September 2007

Matius Volume 5 - Minggu 2 Senin

Yesus Menguatkan Pelopor-Nya yang Dipenjarakan
Matius 11:5-6
Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.

Matius pasal 11 mencatat perihal Yohanes Pembaptis di dalam penjara. Menurut Matius 14:3-4, Yohanes Pembaptis dipenjarakan oleh Herodes, sehubungan dengan peristiwa Herodias, istri Filipus, saudaranya. Karena Yohanes berkali-kali menegurnya, maka Herodes menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya. Pemenjaraan ini bukan hanya menimbulkan suatu penderitaan bagi Yohanes Pembaptis, tetapi terlebih membuat ministrinya terhenti.
Setelah mendengar tentang berbagai hal yang diperbuat Kristus, Yohanes Pembaptis lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” (Mat. 11:2-3). Di sini kita nampak bahwa kesabaran Yohanes Pembaptis seolah telah habis. Perkataan Yohanes di sini tidak berarti bahwa ia meragukan Kristus, melainkan agar Kristus bersimpati dan membebaskan dia. Yohanes tahu bahwa Kristus adalah Mesias (Yoh. 1:26-36), namun sekarang, dalam penjara itu dia menunggu, mengharapkan Kristus melakukan sesuatu untuk melepaskannya dari penjara. Walau demikian, Kristus tidak melakukan apa pun untuknya, bahkan sampai akhir ajalnya.
Pernahkah kita mengharapkan Tuhan melakukan sesuatu bagi kita, seperti melepaskan kita dari kesulitan keuangan, dari sakit penyakit, atau dari berbagai kesukaran hidup lainnya? Bagaimanakah reaksi Tuhan? Memang tidak jarang Tuhan langsung mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita. Tetapi seringkali pula Tuhan seakan diam, tidak melakukan apa-apa bagi kita. Kalau Dia demikian terhadap kita, kecewakah kita? Akankah kita tetap mengakui bahwa Dia adalah Allah yang hidup? Janganlah tersandung karena hal ini. Bahkan ketika Dia berdiam diri terhadap kita, kita harus tetap percaya bahwa Dialah Tuhan. Percayalah bahwa Dia tidak pernah salah. Dia tahu apa yang terbaik bagi kita.

Mat. 11:1-6; Yes. 35:5; Mat. 10:27; 2 Kor. 8:9

Dalam Matius 11:4-5, Yesus menjawab murid-murid Yohanes Pembaptis, “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Pertama-tama Tuhan menyinggung orang buta menerima daya lihat, karena tidak ada mukjizat semacam ini dalam Perjanjian Lama. Dari hal ini Dia memberi bukti yang jelas kepada Yohanes bahwa tidak ada orang lain selain Mesias yang dapat melakukan mukjizat semacam itu (Yes. 35:5).
Orang lumpuh melambangkan orang yang tidak dapat berjalan di jalan Allah. Setelah diselamatkan, mereka dapat berjalan dengan hayat yang baru (Mat. 9:5-6; Yoh. 5:8-9). Orang kusta yang menjadi tahir melambangkan orang yang telah diselamatkan dari pemberontakan (kusta) dan menjadi umat kerajaan. Orang tuli melambangkan orang yang tidak dapat mendengar Allah. Setelah diselamatkan, mereka dapat mendengar suara Tuhan (Yoh. 10:27). Orang mati melambangkan orang yang mati dalam dosa-dosa (Ef. 2:1, 5), tidak bisa berkontak dengan Allah. Setelah dilahirkan kembali, mereka dapat bersekutu dengan Allah melalui roh mereka yang dilahirkan kembali. Orang miskin melambangkan semua orang yang tidak memiliki Kristus dan tidak memiliki Allah, serta tidak memiliki pengharapan di dalam dunia (Ef. 2:12). Setelah menerima Injil, mereka menjadi kaya dalam Kristus (2 Kor. 8:9; Ef. 3:8).
Terakhir, Tuhan berkata, “Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku” (Mat. 11:6). Perkataan ini menyiratkan bahwa Yohanes Pembaptis mungkin sudah tersandung karena Tuhan, sebab Tuhan tidak melakukan tindakan apa-apa untuk kepentingannya berdasarkan caranya. Di sini Tuhan memberikan perkataan dorongan bagi Yohanes untuk menempuh jalan yang sudah Dia tetapkan agar dia dapat menerima berkat, yakni berbagian dalam Kerajaan Surga. Tuhan adalah Tuhan. Ini tidak tergantung pada apakah Dia melakukan sesuatu untuk kita atau tidak. Kalaupun Dia tidak melakukan sesuatu bagi kita hari ini, kita harus percaya bahwa itulah yang terbaik bagi-Nya dan bagi kita.

Doa:
Tuhan Yesus, Engkau tidak mungkin salah dalam mengatur setiap detil hidupku. Karena itu, jagalah hatiku agar tidak mudah tersandung terhadap setiap situasi yang Engkau aturkan bagiku. Penuhi hatiku senantiasa dengan ucapan syukur,berjagalah pada pintu bibirku sehingga aku tidak menjadi orang yang bersungut-sungut dan menyalahkan Engkau.

No comments: