Hitstat

02 May 2013

Efesus - Minggu 32 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 6:16; 3:20


Kita perlu membahas secara terperinci perihal perisai iman. Kita memang tidak memiliki iman dalam kemampuan, kekuatan, jasa, atau pekerti kita sendiri. Iman kita seharusnya berada dalam Allah (Mrk. 11:22). Allah itu riil, hidup, hadir, dan tersedia. Kita perlu memiliki iman di dalam-Nya.

Kita pun harus memiliki iman terhadap hati Allah. Setiap orang Kristen harus mengenal Allah dan hati Allah. Hati Allah terhadap kita selalu baik. Tidak peduli apa yang terjadi pada kita, atau penderitaan macam apa yang kita alami, kita harus selalu percaya akan kebaikan hati Allah. Allah tidak berniat menghukum, melukai, atau merugikan kita.

Seiring dengan beriman terhadap hati Allah, kita juga perlu beriman terhadap kesetiaan Allah. Kita bisa berubah, tetapi Allah tidak akan berubah. Seperti dikatakan dalam Yakobus 1:17, “pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran”. Selain itu, Ia tidak dapat berdusta (Tit. 1:2); Ia selalu setia terhadap firman-Nya sendiri.

Allah tidak saja setia, tetapi juga mampu dan sanggup. Karena itu, kita perlu pula beriman terhadap kemampuan Allah. Dalam Efesus 3:20 Paulus mengatakan bahwa Allah “dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan.”

Iman kita masih ada aspek lainnya, yaitu terhadap firman Allah. Allah terikat untuk memenuhi segala yang telah Ia katakan. Semakin Ia berfirman, Ia semakin bertanggung jawab untuk menepati firman-Nya sendiri. Kita dapat berkata kepada-Nya, “Ya Allah, Engkau telah berkata, dan firman-Mu yang tertulis ini ada dalam tangan kami. Tuhan, Engkau terikat untuk memenuhi fir-man-Mu.” Haleluya bagi firman Allah yang setia!

Kita juga perlu beriman terhadap kehendak Allah. Karena Allah adalah Allah yang memiliki rencana, maka Ia memiliki satu kehendak. Kehendak-Nya terhadap kita selalu positif. Karena itu, tidak peduli apa yang menimpa diri kita, tidak seharusnya kita memperhatikan kesenangan atau lingkungan kita, melainkan perhatikan saja kehendak Allah. Lingkungan kita mungkin berubah, tetapi kehendak Allah tidak pernah berubah.

Tidak hanya demikian, kita pun harus beriman kepada kedaulatan Allah. Karena Allah berdaulat, Allah tidak pernah salah. Di bawah kedaulatan-Nya, kesalahan kita pun mendatangkan faedah. Jika Allah tidak dalam kedaulatan-Nya mengizinkan kita salah, mustahillah kita salah. (Tetapi, ini tidak berarti kita boleh sengaja melakukan kesalahan). Bila kita bersalah, kita harus bertobat. Tetapi kita tidak perlu menyesal, sebab itu berarti kita kekurangan iman. Setelah kita bertobat atas satu pelanggaran atau kekurangan, kita harus tetap menggunakan iman dalam kedaulatan Allah. Tanpa kedaulatan-Nya yang mengizinkan, tidak mungkin kita melakukan kesalahan. Karena itu, kita tidak perlu menyesal.

Kita semua harus beriman penuh terhadap Allah, hati Allah, kesetiaan Allah, kemampuan Allah, firman Allah, kehendak Allah, dan kedaulatan Allah. Jika kita memiliki iman yang sedemikian, panah api Iblis tidak akan mampu melukai kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 65

No comments: