Hitstat

04 May 2013

Efesus - Minggu 32 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Ef. 6:17; Yoh. 6:63


Masalah inilah yang menjadi beban saya yang utama dalam berita ini. Firman ialah Alkitab. Tetapi jika firman ini hanya sebagai huruf-huruf yang tercetak, firman itu bukan Roh dan pedang. Istilah firman dalam ayat 17 bahasa Yunaninya ialah rhema, yakni firman seketika yang diucapkan pada saat itu oleh Roh dalam situasi apa pun. Ketika logos, firman konstan dalam Alkitab menjadi rhema yang seketika, maka rhema ini adalah Roh itu. Rhema yang menjadi Roh itu, ialah pedang yang meremukkan musuh. Sebagai contoh, mungkin kita berulang-ulang membaca suatu ayat, tetapi hanya memilikinya sebagai logos saja, yaitu firman yang harfiah. Firman yang demikian tidak berdaya membunuh apa-apa. Akan tetapi, pada suatu hari, ayat ini menjadi rhema terhadap kita, yaitu pembicaraan yang sekarang, seketika, dan yang hidup. Pada waktu ini, rhema menjadi Roh itu. Karena itu, dalam Yohanes 6:63, Tuhan Yesus berkata, “Perkataan-perkataan (firman-firman) yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Kata “perkataan” di sini bahasa Yunaninya juga rhema. Firman yang seketika dan sekarang ini ialah Roh itu; dan firman semacam ini merupakan pedang. Jadi, pedang, Roh itu, dan firman merupakan tiga hal yang menjadi satu. Tidak hanya demikian, kitalah yang memakai pedang itu untuk membunuh musuh, bukan Roh itu.

Dalam pengalaman kristiani kita, firman dan Roh itu harus selalu satu. Maka salah besar kalau kita mengatakan kita telah menerima Roh itu tanpa menerima firman. Tanpa menerima firman, kita tidak bisa memiliki Roh itu. Dalam kebanyakan pengalaman saya, saya menerima Roh melalui firman. Ketika saya berkontak dengan firman secara hidup, bagi saya firman itu menjadi Roh itu. Tetapi ada orang yang menerima Alkitab tanpa menerima Roh itu. Itu keliru. Orang yang ingin menanam bunga perlu benih dan hayat yang terkandung di dalamnya. Mustahillah kita memisahkan hayat dalam benih dari benih itu sendiri. Untuk memiliki hayat, kita harus menerima benih. Hubungan firman dengan Roh ibarat hubungan benih dengan hayat. Keduanya harus kita miliki. Tuhan Yesus adalah Roh dan firman. Ia bukan Roh yang tanpa firman, Ia pun bukan firman yang tanpa Roh.

Dalam seluruh perlengkapan senjata Allah, ada realitas, kebenaran, damai sejahtera, iman, dan keselamatan. Terakhir, kita memiliki rhema, Roh itu, firman. Inilah senjata penyerang kita untuk menyerang musuh. Ketika kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, termasuk pedang itu, kita tidak saja terlindung, tetapi juga siap untuk berperang dengan musuh. Dengan memiliki realitas, kebenaran, damai sejahtera, iman, dan keselamatan, maka kita diperlengkapi, dilayakkan, diperkuat, dan diteguhkan untuk memakai pedang dalam peperangan rohani. Selanjutnya, musuh akan tunduk di bawah pedang kita yang menusuknya, dan ia akan kita bunuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 65

No comments: