Hitstat

24 May 2013

Efesus - Minggu 35 Jumat


Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 9:22


Kita telah membahas dua perkara negatif yang merusak kehidupan gereja: ketentuan dan doktrin. Sekarang kita melihat perkara negatif yang ketiga: manusia lama. Ada sebagian orang Kristen menafsirkan manusia lama dalam Efesus 4:22 ini sebagai sifat lama. Memang benar manusia lama mencakup sifat lama, tetapi ia mencakup lebih banyak lagi. Efesus 4:22 menunjukkan bahwa manusia lama itu almuhit: “yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaaannya oleh nafsunya yang menyesatkan.” Di sini Paulus mengatakan tentang menanggalkan manusia lama, berhubung kehidupan kita yang dulu. Kehidupan kita yang dulu mencakup setiap perkara yang berkaitan dengan kita: apa adanya kita, apa yang kita miliki, kehidupan keluarga kita, dan kehidupan kemasyarakatan kita. Maksud Paulus di sini ialah, kita harus menanggalkan apa saja adanya kita, apa saja yang kita kerjakan, apa saja yang kita miliki. Kita harus menanggalkan cara hidup kita itu.

Ketentuan, doktrin, dan manusia lama merupakan tiga perkara negatif utama yang merusak hidup gereja. Jika kita mempunyai ketentuan, hidup gereja akan tamat. Jika kita diduduki oleh doktrin, tidak mungkin ada hidup gereja yang tepat. Selain itu, jika kita terus-menerus hidup menurut manusia lama, hidup gereja akan dirusak dengan hebat, bahkan akan berakhir. Namun, jika kita bebas dari ketentuan atau doktrin, dan jika kita menanggalkan manusia lama berikut cara-cara hidupnya yang dulu, kita akan memiliki satu hidup gereja yang indah, satu hidup gereja yang menjadi satu miniatur Yerusalem Baru dalam langit dan bumi yang baru. Dalam hidup gereja yang demikian, perpecahan tidak mungkin terjadi.

Untuk hidup gereja, kita tidak seharusnya ada ketentuan, tidak seharusnya diduduki oleh doktrin, dan tidak seharusnya ada keusangan apa pun. Jika kita ingin bebas dari keusangan, kita harus mengesampingkan apa adanya kita, apa yang kita lakukan, dan cara hidup kita. Orang-orang yang terlepas dari keusangan sedemikian akan menjadi orang yang sangat luwes. Ketika Paulus dalam perjalanan menuju Damsyik, ia sepenuhnya berada dalam manusia lama. Ia dengan gigih menentang Stefanus dan setuju akan kematiannya. Karena begitu kuat dalam manusia lama, Paulus hidup untuk bait, imam, dan agama Yahudi. Dengan reaksi yang gigih ia melawan orang yang menentang semuanya itu. Akan tetapi, setelah ia datang kepada Tuhan dan ditanggulangi Tuhan, ia menjadi luwes, menjadi seorang yang kelihatannya tanpa opini apa pun. Dalam 1 Korintus 9 ia berkata bahwa ia dapat menjadi apa saja bagi semua orang (ayat 22). Ia dapat menjadi luwes sebab ia telah mengesampingkan manusia lamanya.

Untuk hidup gereja, kita tidak saja harus menanggalkan manusia lama, tetapi juga harus mengenakan manusia baru. Manusia baru adalah hidup gereja yang riil, yaitu Kristus sebagai Roh pemberi-hayat berbaur dengan roh kita secara korporat. Mengenakan hidup gereja sebagai manusia baru berarti mengenakan wujud yang dihasilkan oleh perbauran Roh ilahi dengan roh insani. Dalam wujud yang ajaib ini, yakni manusia baru, tidak ada peraturan dan sesuatu yang berasal dari manusia lama, yang ada hanya Kristus sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit yang berbaur dengan roh kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 71

No comments: