Hitstat

11 September 2014

Kolose - Minggu 24 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:6; Zak. 12:1


Dalam Kolose 2:6 Paulus berkata, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia” Hidup di dalam Kristus berdasar pada menerima Kristus. Hidup di dalam Dia berasal dari menerima Dia.

Walaupun kita telah menerima Kristus, tetapi penerimaan kita atas Dia bukanlah satu penerimaan awal yang sekali untuk selamanya. Sebaliknya, kita akan terus-menerus menerima Dia sampai selama-lamanya. Menerima Kristus dapat diibaratkan seperti bernapas. Sebagaimana bernapas merupakan satu proses yang terus-menerus, demikian pula perihal menerima Kristus. Tetapi, sayang sekali, sebagian besar orang Kristen hanya memiliki penerimaan awal saja atas Kristus. Mereka tidak menerima Dia secara terus-menerus. Banyak orang beriman dapat mengatakan bahwa pada suatu saat di masa lampau mereka telah menerima Kristus. Tetapi mereka tidak terus-menerus menerima Dia. Jika kita tidak menerima Kristus terus-menerus, kita tidak akan dapat menikmati manfaat penuh dari Kristus yang telah kita terima itu. Banyak orang Kristen tidak terus-menerus menerima Kristus. Jadi, kita harus mengenal bahwa penerimaan kita atas Kristus harus konsisten dan terus-menerus.

Kristus yang telah kita terima menurut Kolose 2:1-6 adalah rahasia Allah yang dibicarakan dalam 2:2. Fakta Kristus sebagai rahasia Allah menunjukkan Dia itu tidak sederhana. Sebaliknya, Dia tidak terduga dan sangat misterius. Allah pasti tidak sederhana. Dia tidak terukur, tidak terbatas, dan kekal. Lalu, mana mungkin Kristus, rahasia Allah ini sederhana? Sebagai rahasia Allah, Kristus adalah Allah yang tidak terukur, tidak terbatas, dan kekal.

Walaupun Allah itu kekal, Ia mempunyai satu sejarah. Tentu saja, mengatakan Allah mempunyai sejarah adalah berbicara dengan istilah manusia untuk pengertian kita. Pada mulanya, dalam kekekalan yang lampau, Allah mempunyai suatu perkenan yang indah, kedambaan hati-Nya. Semakin hidup dan lincah seseorang, makin besarlah keinginannya untuk perkenannya. Jadi, sebagai Allah yang paling hidup, Allah memiliki keinginan yang paling besar. Allah itu hidup, agresif, dan penuh semangat. Sebagai Sang hidup sedemikian, Ia mempunyai satu perkenan yang indah. Berdasarkan perkenan yang indah ini, yaitu keinginan hati-Nya, Allah membuat satu rencana. Istilah Alkitab untuk rencana tersebut ialah kehendak. Allah penuh dengan kehendak; Ia mempunyai satu kehendak kekal yang berdasar pada perkenan-Nya yang indah. Kehendak ini ialah ingin memiliki sekelompok manusia yang hidup untuk menjadi ekspresi-Nya yang korporat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 48

No comments: