Hitstat

23 September 2014

Kolose - Minggu 26 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:6, 9; Kol. 2:7


Menurut Alkitab, Kristus adalah pohon yang unik yang pada-Nya kita telah diokulasikan dan juga tanah atau bumi yang ke dalam-Nya kita telah ditanam. Kita telah diokulasikan pada Kristus dan ditanam ke dalam-Nya. Jadi, tanah permai dan tanah sama dengan pohon. Ini adalah petunjuk lain bahwa Kristus adalah segala sesuatu bagi kita. Karena Kristus itu pohon juga tanah permai, maka kita dapat mengatakan bahwa kita telah diokulasikan pada Kristus juga ditanam ke dalam Dia. Menurut Yohanes 15, Allah Bapa adalah penanam, pengusaha, dan Anak, Kristus, adalah pokok anggur universal. Kristus ini juga adalah tanah permai. Kita telah diokulasikan pada Kristus sebagai pokok anggur dan ditanam ke dalam Dia sebagai tanah. Kolose 2:11 membicarakan tentang sunat, suatu jenis pengeratan. Ini berkaitan dengan diokulasikan ke dalam Kristus. Seperti telah kita tunjukkan, Kolose 2:7 membicarakan tentang telah berakar di dalam Kristus. Hal ini berkaitan dengan telah ditanam ke dalam Dia. Dalam berita ini perhatian kita bukan pada aspek pengokulasian, melainkan pada aspek penanaman.

Dalam roh kita, kita mempunyai pengalaman tertanam ke dalam Kristus, sebab di sini kita telah mengikatkan diri pada Tuhan dan menjadi satu roh dengan Dia. Tuhan, yang adalah tanah yang di dalamnya kita berakar, adalah Roh itu. Jika Dia bukan Roh itu, tidak ada jalan bagi kita untuk ditanam ke dalam Dia. Puji Tuhan, karena Dia adalah Roh itu dan kita telah diciptakan dengan satu roh! Jika kita hanya mempunyai satu tubuh dan jiwa, tetapi tidak ada roh, maka mustahillah kita ditanamkan ke dalam Tuhan sebagai Roh pemberi-hayat. Namun, karena Tuhan adalah Roh itu dan karena kita mempunyai satu roh, ada kesesuaian di antara kita dengan Dia. Ketika kita dilahirkan kembali, Kristus sebagai Roh pemberi-hayat menjadi satu dengan roh kita. Seperti jelas sekali ditunjukkan dalam Yohanes 3:6, kelahiran kembali terjadi di dalam roh. Ketika kita dilahirkan kembali, kita berakar di dalam Kristus, tanah itu. Inilah alasan Paulus menggunakan kata yang berbentuk kala purna dalam Kolose 2;7. Kita telah ditanam dan berakar dalam Kristus ketika kita dilahirkan kembali di dalam roh.

Hubungan yang terjadi antara Roh ilahi dengan roh kita pada waktu kelahiran kembali akan tetap hingga kekal. Kita boleh mengatakan bahwa roh kita telah menikah dengan Roh ilahi dan dengan demikian kedua roh itu telah memasuki kesatuan yang abadi. Dalam pernikahan ini tidak mungkin ada perpisahan atau perceraian. Walaupun pikiran alamiah boleh jadi tidak menyukai pernikahan ini, tetapi roh kita mengapresiasi. Bila kita menghadapi kesukaran dalam kehidupan sehari-hari, jangan menetap di dalam pikiran alamiah, kembalilah ke dalam roh. Namun kita sering lebih suka menetap dalam pikiran, emosi, atau tekad. Jika kita menetap di dalam jiwa, tidak berpaling ke dalam roh, kita tidak akan bisa berperilaku di dalam Kristus. Untuk berperilaku di dalam Kristus kita harus berakar di dalam Dia secara riil dalam pengalaman kita. Bila kita menetap di dalam roh barulah kita benar-benar berakar di dalam Kristus dan dengan demikian baru kita dapat berperilaku di dalam Dia. Kita telah ditanam ke dalam Kristus, tetapi ketika kita berpaling ke dalam roh kita, kita akan memiliki pengalaman berakar di dalam Dia. Setelah berakar di dalam Kristus, baru kita dapat berperilaku di dalam Dia. Dengan jalan inilah kita mengalami Kristus sebagai tanah permai yang kaya dan subur yang menyuplai kita dengan unsur hayat yang merawat. Semakin kita berakar ke dalam tanah, kita semakin menyerap makanan dari Kristus ke dalam diri kita. Ini bukan Kristus yang obyektif dalam doktrin, melainkan Kristus yang subyektif dalam pengalaman kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 51

No comments: