Hitstat

22 September 2014

Kolose - Minggu 26 Senin



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:6-7


Banyak pembaca Perjanjian Baru menganggap Kitab Kolose sebuah kitab doktrin. Tetapi, Kitab Kolose juga sebuah kitab pengalaman. Kristus yang almuhit dan alwasi yang diwahyukan dalam kitab ini adalah subyektif bagi kita, karena Dia berhuni di dalam kita sebagai pengharapan akan kemuliaan (1:27), dan Dia adalah hayat kita (3:4). Tidak ada sesuatu yang lebih subyektif terhadap kita daripada hayat kita. Kenyataannya, hayat kita adalah diri kita sendiri. Mengatakan Kristus adalah hayat kita berarti Kristus menjadi diri kita. Bagaimana Kristus bisa menjadi hayat kita jika Dia tidak benar-benar menjadi kita? Itu mustahil.

Bagi kita, Kristus itu obyektif juga subyektif. Kita mengenal Kristus menurut doktrin juga menurut pengalaman. Di satu aspek, Kristus kita berada di atas takhta di surga. Di aspek lain, Dia berada dalam roh kita. Kita menyembah Kristus yang bertakhta di surga, tetapi kita mengalami, menikmati, dan mengambil bagian atas Kristus yang berhuni dalam roh kita. Kita bersatu dengan Dia dengan cara yang sangat subyektif. Seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 6:17, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Kristus adalah subyektif bagi kita sampai suatu tingkat sehingga Dia dan kita, kita dan Dia, menjadi satu roh. Menjadi satu roh dengan Tuhan merupakan hal yang lebih besar daripada beroleh karunia-karunia dan mukjizat-mukjizat. Kini, setelah menjadi satu roh dengan Tuhan, dalam kehidupan sehari-hari kita perlu mengalami menjadi satu roh dengan Dia.

Dalam Kolose 2:7 Paulus mengatakan tentang telah berakar di dalam Kristus dan sedang dibangun di dalam Dia. Baik berakar maupun dibangun semuanya merupakan hal yang subyektif dan dapat dialami. Kita perlu mengerti dengan jelas tentang apa yang dikatakan berakar dan dibangun di dalam Kristus. Kita tidak boleh menerima Kolose 2:7 sebagaimana adanya dan jangan menghindarinya karena merasa sulit untuk dimengerti. Sebaliknya, kita harus memikirkan, mendoabacakan, dan mempelajari ayat ini, sampai kita menerima terang.

Telah berakar di dalam Kristus dan sedang dibangun di dalam Kristus semuanya berkaitan dengan hidup (berperilaku) di dalam Kristus (2:6). Kalau kita ingin berperilaku di dalam Dia, kita harus memenuhi dua syarat: kita wajib berakar di dalam Dia, dan kita harus berada dalam proses dibangun di dalam Dia. Di satu aspek, kita telah berakar di dalam Kristus; di aspek lain, kita sedang dibangun di dalam Dia. Ketika kedua syarat ini dipenuhi, kita akan dapat berperilaku di dalam Kristus. Dalam pengalaman kita semua perlu mengetahui makna berakar di dalam Kristus dan dibangun di dalam Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 51

No comments: