Hitstat

12 February 2016

Yakobus - Minggu 4 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yak. 2:12-18
2:12 Berkatalah dan berlakulah seperti orang-orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang.
2:13 Sebab penghakiman yang tidak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
2:14 Apa gunanya, Saudara-saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
2:16 dan seorang dari antara kamu berkata, "Selamat jalan, kenakanlah pakaian hangat dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya mati.
2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata, "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan"; aku akan menjawab dia, "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”

Dalam pasal 2 Yakobus berbicara tentang diselamatkan demi perbuatan. Diselamatkan oleh perbuatan berkaitan dengan keselamatan jiwa kita (1:21). Hal ini bukanlah perkara keselamatan kekal dari kebinasaan, melainkan perkara keselamatan jiwa kita dari penghakiman tanpa belas kasihan pada takhta penghakiman Kristus.

Dalam 2:9‑10 Yakobus membahas tentang memandang muka, yang berarti meremehkan saudara yang miskin dan menjunjung saudara yang kaya. Menurut 2:11, meremehkan saudara yang miskin berarti melakukan pembunuhan. Dalam ayat 12 Yakobus melanjutkan perkataannya, "Jadi, berkatalah dan berlakulah seperti orang‑orang yang akan dihakimi oleh hukum yang memerdekakan orang" (TI.). Penghakiman di sini bukanlah penghakiman yang akan berlangsung pada takhta putih, karena penghakiman pada takhta putih adalah penghakiman atas orang‑orang yang tidak percaya. Ini adalah penghakiman atas kaum beriman pada takhta penghakiman Kristus. Penghakiman itu bukan menentukan keselamatan kekal atau binasa kekal, melainkan berhubungan dengan pahala atau hukuman. Di samping itu, penghakiman pada takhta penghakiman Kristus tidak berdasar pada hukum Musa, melainkan pada hukum yang memerdekakan, yaitu menurut Perjanjian Baru. Hukum Musa akan dipakai pada penghakiman takhta putih, tetapi hukum yang memerdekakan adalah dasar pada penghakiman takhta Kristus.

Dalam ayat 13 Yakobus mengatakan bahwa penghakiman tanpa belas kasihan akan dialami mereka yang tidak berbelas kasihan, dan bahwa belas kasihan akan menang atas penghakiman. Kalau kita meremehkan seorang saudara yang miskin, tentunya kita tidak berbelas kasihan terhadapnya. Kalau kita tidak berbelas kasihan terhadap seorang saudara hari ini, ketika kita berdiri di depan takhta penghakiman Kristus, Kristus akan tidak berbelas kasihan terhadap kita. Belas kasihan adalah langkah pertama menuju kasih. Kalau kita tidak berbelas kasihan, kita tidak akan memiliki kasih. Kita perlu menyadari bahwa di depan Kristus, kita sangat miskin. Kalau kita berbelas kasihan terhadap orang‑orang miskin hari ini, maka pada saat penghakiman di takhta penghakiman Kristus, Kristus akan berbelas kasihan terhadap kita. Itulah yang dimaksud dengan belas kasihan menang atas penghakiman.

Mari kita perhatikan ayat 14 lagi, "Apa gunanya, Saudara‑saudaraku, jika seseorang mengatakan bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?" Mungkin kita berkata bahwa kita memiliki iman namun tidak berbelas kasihan terhadap saudara yang miskin. Itu berarti kita mengaku memiliki iman namun tidak mengasihi saudara tersebut. Dapatkah iman semacam itu menyelamatkan kita dari penghakiman pada takhta penghakiman Kristus kelak? Jelas, iman macam ini tidak dapat menyelamatkan kita dari penghakiman itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 7

No comments: