Hitstat

26 February 2016

Yakobus - Minggu 6 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yak. 5:7-11
5:7 Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.
5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!
5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.
5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
5:11 Sesungguhnya kita menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.


Setelah sisipan dalam 5:1‑6, ada perkataan yang menyangkut menanti kedatangan Tuhan dengan sabar (5:7‑11). Ini juga merupakan kebajikan praktek kristiani yang sempurna. Menanti kedatangan Tuhan kembali bukanlah masalah Perjanjian Lama, melainkan sepenuhnya merupakan masalah Perjanjian Baru. Hal ini menunjukkan bahwa setelah berbicara kepada orang‑orang Yahudi dalam 5:1‑6, Yakobus sekarang berbicara kepada orang‑orang Kristen, kaum beriman, dalam 5:7‑11. Pertama‑tama ia berbicara kepada orang­orang kaya di antara orang‑orang Yahudi, dan kemudian ia memberi tahu orang‑orang Kristen perihal menanti kedatangan Tuhan kembali. Saya sulit mempercayai Yakobus bisa menulis demikian. Namun, inilah yang kita temukan dalam 5:1‑11.

Dalam 5:7 Yakobus berkata, "Karena itu, Saudara‑saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi." Kata "kedatangan" dalam 5:7 dalam bahasa aslinya adalah parousia, berarti penyertaan (kehadiran). Kedatangan Kristus akan menjadi penyertaan‑Nya (kehadiran‑Nya) dengan umat‑Nya. Parousia ini akan dimulai dengan turunnya Dia ke angkasa dan akan berakhir dengan penyataan diri‑Nya di bumi. Bersamaan dengan parousia‑Nya, akan terjadi pengangkatan sebagian besar orang beriman ke angkasa (1 Tes. 4:15‑17), takhta penghakiman Kristus (2 Kor. 5:10), dan pernikahan Anak Domba (Why. 19:7‑9).

Dalam ayat 8 Yakobus melanjutkan, "Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!" Sementara kita menunggu kedatangan Tuhan dengan sabar (tekun), Dia, sebagai Penabur sejati (Mat. 13:3), juga menunggu dengan sabar kematangan kita dalam hayat sebagai buah sulung dan tuaian dari ladang‑Nya (Why. 14:4, 14‑15). Kematangan kita dalam hayat dapat mempersingkat masa ketekunan kita dan kesabaran Tuhan.

Ayat 9 mengatakan, "Saudara‑saudara, janganlah kamu bersungut‑sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu." Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan akan kembali tidak hanya sebagai Mempelai Laki‑laki untuk menikahi mempelai perempuan (Mat. 25:1, 6; Why. 19:7‑8), tetapi juga sebagai Hakim untuk menghakimi seluruh umat manusia. Pertama‑tama menghakimi kaum beriman‑Nya pada takhta pengadilan‑Nya (1 Kor. 4:4‑5; 2 Kor. 5:10). Kita perlu mengejar kematangan dalam hayat untuk bertemu dengan Dia, dan bersiap‑siap untuk dihakimi oleh‑Nya dalam segala hal.

Dalam ayat 10 Yakobus melanjutkan, "Saudara‑saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan." Ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari ayat 7‑8 mengenai penderitaan dan ketekunan kaum beriman yang setia. Yakobus menggunakan nabi‑nabi sebagai contoh. Para nabi berbicara dalam nama Tuhan. Berbicara dalam nama Tuhan menunjukkan bahwa para nabi adalah satu dengan Tuhan. Jadi, penderitaan dan ketekunan mereka adalah bersama Tuhan juga bagi Tuhan. Penderitaan dan ketekunan kaum beriman yang setia juga harus demikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 11

No comments: