Hitstat

22 February 2016

Yakobus - Minggu 6 Senin



Pembacaan Alkitab: Yak. 4:6-10
4:6 Tetapi anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu, Ia katakan, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu!
4:8 Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!
4:9 Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita.
4:10 Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.


Dalam 4:6 Yakobus berkata, "Tetapi anugerah yang diberikan‑Nya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu Ia katakan, Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Bagian belakang ayat 6 merupakan sebuah kutipan dari Septuagin (Perjanjian Lama dalam terjemahan Yunani), Amsal 3:34. Ayat 6 ini mengatakan, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Menurut konteksnya, congkak berarti sikap congkak kita terhadap Allah, yang menyebabkan Dia menolak kita. Rendah hati juga ditujukan terhadap Allah, dan menyebabkan Dia mengaruniakan anugerah, yang damba Dia lakukan kepada kita.

Kita perlu belajar mendekat kepada Allah (ayat 8) untuk menerima anugerah yang lebih besar. Karena itu, seharusnya kita menerima firman yang tertanam dengan lemah lembut, bukannya bersikap congkak dan menentang Allah. Orang yang congkak tidak dapat menerima firman Allah yang tertanam. Jika kita rendah hati, kita akan menerima firman yang tertanam, dan juga akan menerima anugerah yang lebih besar.

Dalam ayat 7 Yakobus meneruskan, "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu!" Tunduk kepada Allah berarti merendahkan diri di hadapan Allah (ayat 10; 1 Ptr. 5:6).

Congkak terhadap Allah adalah berpihak kepada musuh Allah, Iblis. Rendah hati di hadapan Allah, yaitu tunduk kepada Allah, adalah menentang, melawan Iblis. Ini adalah strategi yang paling baik untuk memerangi musuh Allah; hal ini akan membuat Iblis lari meninggalkan kita. Daging yang ditunjukkan dalam ayat 1, dunia dalam ayat 4, dan Iblis dalam ayat 7 adalah tiga musuh besar kaum beriman. Ketiga hal ini saling berhubungan: daging berlawanan dengan Roh itu (Gal. 5:17), dunia berlawanan dengan Allah (I Yoh. 2:15), dan Iblis berlawanan dengan Kristus (1 Yoh. 3:8). Daging terumbar dalam pelesiran melalui mengasihi dunia, dan dunia menjajah kita bagi Iblis. Hal ini menghancurkan kehendak kekal Allah atas diri kita.

Dalam ayat 8 Yakobus meneruskan, "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang‑orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua jiwa (hati, LAI)!" Di sini, seperti dalam 1:8, Yakobus menggunakan istilah "mendua jiwa", mendua pikiran. Dalam 1:8, mendua jiwa berkaitan dengan kebimbangan dalam doa. Allah menciptakan manusia hanya dengan satu jiwa, satu pikiran, dan satu tekad. Kalau seorang beriman bimbang dalam doanya, ia menjadikan dirinya mendua jiwa, seperti sebuah kapal dengan dua kemudi, arahnya tidak stabil. Dalam 4:8 mendua jiwa adalah masalah memiliki hati yang terbagi di antara dua pihak ‑ Allah dan dunia. Ini membuat orang menjadi orang yang berzina (ayat 4) dan berdosa. Orang yang demikian, hatinya yang perlu disucikan dan tangannya perlu dibasuh, sehingga mereka dapat mendekati Allah dan kemudian Allah dapat mendekati mereka.

Dalam ayat 9 Yakobus berkata, "Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dari sukacitamu dengan dukacita." Ayat ini merupakan suatu peringatan yang serius kepada jodoh Allah yang berzina, yang mengumbar dirinya sendiri dalam pelesiran daging melalui mengasihi dunia di bawah pengajaran Iblis.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 10

No comments: