Hitstat

16 December 2016

1 Yohanes - Minggu 17 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:9-12
Doa baca: 1 Yoh. 4:10
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.


Dalam 4:9 kita nampak maksud dan sasaran Allah dalam mengutus Anak: Allah mengutus Anak-Nya agar kita bisa mendapatkan hayat dan hidup oleh-Nya. Jika kita tidak mempunyai hayat melalui Dia, kita tidak bisa hidup oleh Dia. Allah mengutus Putra-Nya ke dalam dunia, agar kita menerima Dia sebagai hayat. Sekarang kita hidup oleh Dia.

Dalam 4:9 kita melihat bahwa Allah mengutus Putra-Nya agar kita dapat hidup oleh Dia. Dalam 1 Yohanes 4:10 kita nampak bahwa Allah mengutus Putra-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Jika kita merenungkan ayat-ayat ini bersama-sama, kita akan nampak bahwa pengutusan Allah terhadap Putra-Nya sebagai kurban pendamaian bagi dosa-dosa kita bukanlah sasaran, melainkan satu prosedur untuk mencapai sasaran, dan sasaran itu adalah agar kita boleh mempunyai hayat dan hidup oleh Putra. Karena itu, Allah mengutus Putra-Nya sebagai kurban pendamaian bagi kita dengan maksud agar melalui Putra-Nya kita boleh mempunyai hayat dan hidup.

Satu Yohanes 4:12 mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” Kata “melihat” menunjukkan bahwa jika kita saling mengasihi dengan kasih Allah, seperti Dia mengasihi kita, kita mengekspresikan Dia dalam esens-Nya, sehingga orang lain dapat melihat apa adanya Dia secara esensial atas diri kita.

Tidak ada seorang pun pernah melihat Allah, tetapi jika kita saling mengasihi dengan Allah sebagai kasih, kita akan menyatakan Allah. Karena Allah dinyatakan di dalam kasih kita terhadap satu sama lain, maka orang lain akan dapat melihat Allah di dalam kasih ini.

Dalam ayat 12 Yohanes mengatakan bahwa jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita. Saling mengasihi adalah syarat kita untuk tinggal di dalam Allah (4:13), dan tinggalnya kita di dalam Allah adalah syarat untuk tinggalnya Dia di dalam kita (Yoh. 15:4). Maka, ketika kita saling mengasihi, Allah tinggal di dalam kita, dan kasih-Nya ternyata dengan sempurna di dalam kita.

Dalam ayat 12 Yohanes juga membicarakan tentang kasih Allah disempurnakan di dalam kita. Kasih Allah telah sempurna di dalam diri Allah, tetapi sekarang kasih ini perlu disempurnakan di dalam kita. Dalam hal ini, kasih Allah perlu menjadi pengalaman kita. Jika kasih Allah tetap di dalam Allah, ia akan disempurnakan di dalam diri Allah sendiri. Tetapi bila kasih ini menjadi pengalaman dan kenikmatan kita, kasih ini akan disempurnakan di dalam kita. Kasih yang telah disempurnakan di dalam Allah perlu disempurnakan di dalam kita melalui kenikmatan kita atas kasih ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 34

No comments: