Hitstat

19 December 2016

1 Yohanes - Minggu 18 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 4:16-17
Doa baca: 1 Yoh. 4:17
Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.


Dalam 4:16 Yohanes mengatakan, “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan siapa yang tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.” Di sini Yohanes mengatakan bahwa kita telah mengenal dan mempercayai kasih Allah kepada kita. Kasih ini adalah kasih Allah dalam mengutus Putra-Nya menjadi Juruselamat kita (4:14).

Fakta bahwa kita mengenal dan kemudian percaya menunjukkan bahwa mula-mula kita mengalami dan menikmati, dan kemudian kita percaya. Jika kita tidak mempunyai banyak pengalaman dan kenikmatan atas kasih Allah, kita tidak akan dapat mempercayai kasih ini. Namun setelah kita menikmati dan mengalaminya, kita benar-benar percaya kasih Allah di atas diri kita.

Tinggal di dalam kasih adalah menempuh kehidupan dengan kebiasaan mengasihi orang lain dengan kasih yang adalah diri Allah, agar Dia dapat diekspresikan atas diri kita. Tinggal di dalam Allah adalah menempuh kehidupan dengan diri Allah sebagai isi batin kita dan ekspresi lahir kita, agar kita mutlak satu dengan Dia. Allah tinggal di dalam kita sebagai hayat kita secara batiniah dan sebagai kehidupan kita secara lahiriah. Dengan demikian, Dia dapat bersatu dengan kita secara riil.

Dalam ayat 16 ini kita melihat bahwa ada satu kesatuan yang organik antara kita dengan Allah. Kesatuan organik ini dinyatakan oleh kata “di dalam”. Yohanes mengatakan bahwa siapa saja tinggal di dalam kasih, tinggal di dalam Allah. Ini berarti kasih yang di dalamnya kita tinggal adalah Allah sendiri. Ini menunjukkan bahwa kasih kita terhadap orang lain seharusnya adalah Allah sendiri. Jika kita tinggal di dalam kasih yang adalah Allah sendiri, kita tinggal di dalam Allah, dan Allah tinggal di dalam kita.

Dalam ayat 17 Yohanes berbicara tentang kasih Allah sempurna di dalam kita. Kata “sempurna” adalah terjemahan dari bahasa Yunani teleioo, berarti melengkapkan, menggenapkan, menyelesaikan. Dalam diri Allah, kasih Allah itu sendiri sudah sempurna dan lengkap. Namun dalam diri kita, kasih Allah itu perlu disempurnakan. Agar kasih Allah sempurna di dalam kita, kita perlu mengalami kasih ini. Dalam pengalaman kita kasih Allah disempurnakan.

Dalam 1 Yohanes 4:17 keberanian ditujukan kepada perihal kita menghadapi penghakiman pada takhta penghakiman Kristus (2 Kor. 5:10) ketika Dia kembali (1 Kor. 3:13; 4:5; 2 Tim. 4:8). Penghakiman pada takhta penghakiman Kristus bukanlah untuk kebinasaan kekal atau keselamatan kekal, melainkan untuk pahala atau hukuman. Jika kita mengasihi saudara dengan Allah sebagai kasih, kita akan mempunyai keberanian pada hari Kristus menghakimi kaum berimanNya pada takhta penghakiman-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 35

No comments: