Hitstat

20 April 2009

Yohanes Volume 1 - Minggu 2 Selasa

Anugerah dan Realitas Datang Oleh Yesus Kristus
Yohanes 1:16-17
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Ayat Bacaan: Yoh. 1:16-17; Kel. 25:21; Ibr. 4:16

Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi anugerah (kasih karunia) dan realitas (kebenaran) datang oleh Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Hukum Taurat menuntut manusia untuk melakukan sesuatu menurut apa adanya Allah, namun anugerah menyuplai manusia dengan apa adanya Allah guna memenuhi tuntutan-tuntutan Allah. Hukum Taurat, paling banyak hanyalah sebuah kesaksian mengenai apa adanya Allah (Kel. 25:21), sedang kebenaran (realitas) adalah penyataan akan apa adanya Allah. Tak seorang pun bisa berbagian akan Allah melalui hukum Taurat, tetapi kasih karunia memungkinkan manusia menikmati Allah. Realitas adalah Allah menjadi nyata bagi manusia, dan kasih karunia adalah Allah dinikmati oleh manusia.
Anugerah berarti Allah bekerja untuk kita; hukum Taurat berarti kita bekerja untuk Allah. Terhadap diri kita, Allah mempunyai tuntutan yang kudus dan benar, inilah hukum Taurat. Anugerah berarti Allah tidak lagi menuntut kita, sebaliknya Dia sendiri yang memenuhi tuntutan-Nya bagi kita. Kita semua terlahir sebagai orang dosa. Jika Allah tidak menuntut apa-apa pada kita, semuanya seolah terlihat baik. Tapi begitu Ia menuntut sesuatu pada kita, segera alam kedosaan kita tersingkap dengan nyata. Jadi, hukum Taurat itu menyingkapkan kelemahan kita. Namun Allah mengenal siapa kita. Ia tahu bahwa dari ujung rambut hingga telapak kaki, kita penuh dosa. Ia tahu bahwa kita adalah jelmaan kelemahan; kita tidak dapat melakukan apa-apa untuk memenuhi tuntutan hukum Taurat. Karena itulah Tuhan Yesus datang kepada kita dengan membawakan anugerah dan realitas, bukannya membawa hukum Taurat sebagaimana Musa.
Bahkan sampai hari ini, secara terus-menerus, Tuhan masih menyuplaikan diri-Nya sendiri sebagai anugerah kepada kita. Apa yang tidak bisa kita lakukan bagi Allah, sebenarnya telah dilakukan oleh Tuhan bagi kita. Yang perlu kita lakukan adalah terbuka kepada-Nya, berseru kepada nama-Nya, maka Dia akan menyuplaikan diri-Nya sendiri sebagai anugerah guna memenuhi berbagai keperluan kita. Karena itu, marilah kita setiap hari dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, supaya kita menerima rahmat dan menemukan anugerah untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Ibr. 4:16).

No comments: