Hitstat

13 February 2011

Roma Volume 6 - Minggu 4 Minggu

Hidup Menurut Roh Perbauran
Rm. 8:4-5
Supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh ... mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Ayat Bacaan: Rm.8: 4-5

Roh di dalam pasal delapan dari kitab roma adalah roh pembaruan, Roh Kudus berbaur dengan roh insani kita. Karena itu berjalan menurut roh adalah berjalan menurut roh pembauran. Hari demi hari kita harus setia kepada roh pembauran ini dan melakukan segala sesuatu menurut roh ini. Kapan saja kita berjalan menurut daging, kita adalah orang-orang dosa, tidak peduli apakah kita menganggap diri kita sendiri baik atau buruk. Tetapi kita tidak perlu lagi berjalan menurut daging, karena kita memiliki pilihan berjalan menurut roh. Bila kita melakukan hal ini, maka kita akan menikmati semua kekayaan Kristus.
Setiap hari kita perlu mempraktekkan hidup menurut roh. Kita perlu menerapkan hal ini di dalam pembicaraan kita, pemikiran kita dan segala sesuatu yang akan kita lakukan. Misalnya, ada seorang muda berpikir apakah ia dapat berbagian dalam aktifitas olah raga tertentu. Saran saya terhadapnya adalah jika ia dapat berbagian dalam aktifitas olah raga itu menurut roh, maka ia harus pergi dan melakukannya. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh memutuskan perkara-perkara menurut benar atau salah; melainkan, kita harus memutuskannya menurut roh. Setiap orang yang telah dilahirkan kembali memiliki roh yang dihuni dan berbaur dengan Roh yang almuhit ini. Hari ini yang kita perlukan adalah melatih roh kita untuk menyalakan listrik surgawi. Dengan menyalakan, bukan dengan pengajaran, bahwa kita menjamah Tuhan sebagai Roh pemberi hayat dan menikmati Dia. Dengan memakai saklar inilah kita berjalan menurut roh pembauran.
Di dalam Roma 8 itu bukan hanya perkara Roh ilahi atau roh insani saja, melainkan perkara Roh ilahi berbaur dengan roh insani. Tuhan Yesus sebagai Roh pemberi hayat dibaurkan secara organik dengan roh kita. Dalam pembauran keilahian dan keinsanian, sifat-sifat yang sebermula tidaklah hilang dan tidak ada sifat ketiga yang dihasilkan. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah. Hari demi hari kita akan dibangkitkan, dikuduskan, ditransformasi, dan dimuliakan. Haleluya untuk perbauran yang menakjubkan itu!

Telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan (Ef. 2:5)

No comments: