Hitstat

19 May 2011

1 Korintus - Minggu 10 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:1; 14:4


Dalam 1 Korintus terdapat tiga jenis karunia: karunia-karunia awal dalam pasal 1, karunia-karunia mujizat dan karunia-karunia kematangan dalam pasal 12 dan 14. Berkali-kali telah kita utarakan bahwa karunia-karunia awal, yaitu karunia yang diterima kaum beriman pada saat mereka beroleh selamat, mencakup hayat ilahi dan Roh Kudus. Karunia-karunia mujizat, mencakup perkara-perkara seperti kesembuhan dan berbahasa lidah. Karunia bahasa lidah dalam pasal 12 dan 14 mengacu kepada berbicara dalam satu bahasa yang sebenarnya belum pernah dipelajari oleh seseorang. Tiba-tiba, di bawah kuasa ilahi, seorang beriman secara ajaib berbicara dalam bahasa lain. Inilah karunia bahasa lidah yang sejati. Karunia ajaib semacam ini tidak memerlukan pertumbuhan hayat seperti yang dibutuhkan oleh karunia-karunia kematangan.

Dalam pasal 12 dan 14 kita juga mempunyai satu kategori karunia-karunia yang lain, karunia-karunia kematangan. Bernubuat (bertutur-sabda) adalah salah satu dari karunia-karunia kematangan ini. Bertutur-sabda lebih baik daripada berbahasa lidah, karena berbahasa lidah tidak dapat membangun gereja, tetapi bertutur-sabda membangun gereja (14:4). Kita semua harus mengejar karunia-karunia itu, terutama bertutur-sabda, yang membangun gereja.

Bertutur-sabda berarti berbicara bagi Kristus dan bahkan menyampaikan Kristus. Jika kita mau menyampaikan Kristus, pertama-tama kita harus mengalami Kristus. Bila kita memiliki pengalaman atas Kristus yang sejati, barulah kita dapat meministrikan Dia kepada gereja. Jadi, bertutur-sabda dengan menyampaikan Kristus memerlukan pengalaman. Di antara orang-orang Korintus mungkin ada sejumlah karunia yang ajaib, tetapi mereka kekurangan karunia-karunia kematangan, seperti karunia bertutur-sabda bagi pembangunan gereja.

Dalam 1 Korintus kita juga memiliki karunia mengatur, atau memimpin. Karunia semacam ini berdasar pada kematangan. Kita tidak dapat mengharap orang kudus yang masih hijau menjadi pemimpin. Memegang tampuk pimpinan memerlukan sejumlah kematangan. Sebenarnya, karunia ini berhubungan dengan kepenatuaan. Seorang penatua bukanlah seorang yang masih kanak-kanak. Sebaliknya, ia harus seorang yang agak matang.

Kaum beriman di Korintus kekurangan karunia-karunia kematangan. Khususnya mereka kekurangan karunia menyampaikan Kristus sehingga gereja bisa tersuplai dan terbangun, dan kekurangan karunia kepemimpinan yang tepat. Mereka telah menerima karunia-karunia awal, tetapi tidak banyak dari mereka yang bertumbuh dalam hayat. Akibatnya, tidak ada karunia tutur-sabda yang wajar, juga tidak ada karunia kepemimpinan yang dapat membangun gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 25

No comments: