Hitstat

25 June 2011

1 Korintus - Minggu 15 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:9-11


Tidaklah mudah memahami bagaimana kita bisa disucikan dalam nama Tuhan (ay. 11). Jika Paulus berkata bahwa kita disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan dalam darah adi Kristus, hal ini jauh lebih mudah dipahami. Tetapi apakah makna disucikan dalam nama Tuhan dan juga dalam Roh itu? Lagi pula, Paulus menggunakan bentuk kata kerja kala lampau dan berkata bahwa orang-orang Korintus telah disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan. Sulit dipercaya, kaum beriman tertentu di Korintus benar-benar telah disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan.

Pada saat seseorang percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya, ia disucikan dalam darah dan juga dikuduskan dan dibenarkan oleh darah. Akan tetapi, penyucian, pengudusan, dan pembenaran ini, semuanya bersifat obyektif; bukan subyektif. Kita juga perlu mengalami penyucian, pengudusan, dan pembenaran secara subyektif. Kita memang mengalami hal-hal ini segera setelah kita beroleh selamat, tetapi hanya dalam waktu yang singkat. Untuk beberapa hari, kita menempuh hidup yang bersih, murni, kudus, dan benar. Penyucian, pengudusan, dan pembenaran yang obyektif semuanya ada di dalam darah Kristus. Tetapi ketika kita menempuh hidup yang bersih, kudus, dan benar, kita mengalami sesuatu yang subyektif mengenai hal-hal ini. Pengalaman yang subyektif ini bukanlah dalam darah, melainkan dalam nama Tuhan Yesus dan dalam Roh itu.

Dalam Perjanjian Baru, perkataan "dalam nama Tuhan" sebenarnya berarti dalam Tuhan itu sendiri, karena nama menyatakan Personanya. Jika ada nama seseorang tanpa ada orang tersebut, maka nama itu adalah suatu kesia-siaan, sesuatu yang kosong. Tetapi bila kita memanggil nama seseorang yang hidup, maka orang itu akan memberikan respon. Demikian pula, ketika kita berseru, "Tuhan Yesus," kita mengalami Persona Tuhan. Tuhan adalah Persona yang hidup, bukan sekadar nama. Karena itu, kapankala kita menyeru nama Tuhan Yesus, berarti kita menyeru Persona Tuhan. Ia itu riil, hidup, hadir, dan tersedia. Kapan saja kita berseru kepada-Nya, Ia menjawab. Kita bisa bersaksi bahwa Tuhan Yesus itu riil, hidup, dan hadir. Kapan saja kita berseru kepada-Nya, Ia datang kepada kita.

Menurut ayat 11, kita telah disucikan, dikuduskan, dan dibenarkan bukan hanya dalam nama Tuhan Yesus Kristus, tetapi juga dalam Roh Allah kita. Nama adalah Persona, dan Persona adalah Roh itu. Kita tidak bisa memisahkan nama Tuhan dari Roh-Nya, karena Roh itu adalah Persona-Nya. Menurut pasal 14, 15, dan 16 dari Injil Yohanes, nama tidak bisa terpisah dari Roh itu. Alasannya adalah karena nama adalah Persona, dan Persona adalah Roh itu. Ketika kita berseru, "O, Tuhan Yesus," Tuhan datang. Tetapi sewaktu Ia datang kepada kita, Ia adalah Roh itu. Paulus pasti sudah mengalami hal ini. Ia mengetahui, ketika ia menyeru nama Tuhan, Tuhan datang kepadanya sebagal Roh itu. Dalam nama dan dalam Roh itu ia mengalami penyucian, pengudusan, dan pembenaran secara subyektif. Ini juga menjadi pengalaman kita ketika kita menyeru nama Tuhan dan mengontak Roh itu, yang adalah Persona yang ditunjukkan oleh nama ini.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 37

No comments: