Hitstat

17 March 2012

2 Korintus - Minggu 25 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 10:7-18


Kita tidak boleh mengira bahwa Paulus begitu rohaninya sehingga ia mutlak berbeda dengan kita. Ia pun harus belajar menerima pembatasan Tuhan. Misalnya, Paulus ingin pergi ke Roma, tetapi ia tidak berharap pergi ke sana dalam keadaan dibelenggu. Selain itu, ia memberi tahu kaum beriman di Roma bahwa setelah ia meninggalkan mereka, ia hendak pergi ke Spanyol (Rm. 15:24). Paulus tidak pernah pergi ke Spanyol dan ia tiba di Roma dalam keadaan dibelenggu. Belenggu itu adalah pengukuran Tuhan, pembatasan-Nya. Allah tidak mematok Roma bagi Paulus dengan leluasa. Sebaliknya, Allah memimpinnya ke sana sebagai seorang tawanan. Memang, Paulus berada di Roma, tetapi ia ada di sana di penjara. Pemenjaraan itu merupakan satu pembatasan. Roma bukanlah daerah Paulus dalam hal tanpa pembatasan. Allah berdaulat dan apa pun yang terjadi pada Paulus berada di bawah kedaulatan Allah. Ini berarti belenggu Paulus dan pemenjaraannya adalah pembatasan Allah yang berdaulat. Paulus rela tunduk kepada pengukuran Allah ini. Ia tidak melanggar pembatasan ini atau memberontak terhadapnya. Dalam hal ini, ia tidak menendang ke galah rangsang.

Berdasarkan prinsip pengukuran Allah ini, Paulus memberi tahu orang-orang Korintus bahwa apa saja yang ia lakukan dan katakan tidak melampaui ukurannya. Paulus selalu bertindak dan berperilaku dalam ukurannya. Dengan memakai istilah hari ini, ia bertindak dalam batas daerah kerjanya. Berbeda dengan para penganut agama Yahudi, ia tidak pernah melampaui batas daerah kerjanya.

Dalam ayat 13-15 Paulus seolah-olah berkata, "Orang-orang Korintus, sebagai gereja, kamu telah banyak menderita karena kedatangan pemberita-pemberita agama Yahudi. Pemberita-pemberita itu, meskipun adalah orang-orang Kristen, tetapi mereka tidak rela melepaskan Yudaisme. Di satu pihak, mereka memberitakan Kristus; di pihak lain, mereka masih mengajarkan hukum Taurat Musa. Karena itu, mereka menimbulkan kesulitan dan kerusakan kehidupan gereja. Kamu orang-orang Korintus telah dipengaruhi oleh mereka. Karena itu, kamu harus sadar bahwa para penganut agama Yahudi itu tidak boleh datang ke Korintus. Allah tidak mematok kota Korintus ini untuk mereka; Korintus bukan berada dalam batas daerah kerja mereka. Sebenarnya, Korintus adalah batas daerah kerjaku, wilayahku." Inilah konsepsi Paulus dalam ayat-ayat ini. Namun, sulit baginya untuk membicarakan hal ini secara langsung, dan dengan terus terang. Tetapi di sini ada petunjuk bahwa Paulus menyalahkan para penganut agama Yahudi karena datang ke Korintus. Jadi, maksud Paulus ialah, "kami tidak melampaui batas, seperti penganut-penganut agama Yahudi itu. Kamilah yang datang lebih dulu kepada kamu dengan Injil Kristus. Itu adalah satu tanda bahwa Korintus telah dipatok bagi kami. Kami datang menurut pemerintahan Allah. Allah telah memberikan Korintus kepada kami, bukan kepada penganut-penganut agama Yahudi itu. Sebenarnya Allah tidak memberikan apa-apa kepada para penganut agama Yahudi itu. Mereka tidak boleh pergi ke mana-mana. Pergerakan mereka benar-benar tidak sah di hadapan Allah dan tanpa batas daerah kerja yang tepat." Inilah pemikiran dasar dalam ayat-ayat ini, dan inilah perasaan yang ada di dalam roh Paulus sewaktu ia menulis hal ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 51

No comments: