Hitstat

31 March 2012

2 Korintus - Minggu 27 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 12:1-10


Ayat 8-9 mengatakan, "Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari hadapanku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, 'Cukuplah anugerah-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.' Sebab itu, aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." Penderitaan-penderitaan dan ujian-ujian sering ditetapkan Tuhan bagi kita supaya kita bisa mengalami Kristus sebagai kasih karunia dan kekuatan. Karena itu, walaupun rasul memohon, Tuhan tidak ingin menyingkirkan duri dari rasul.

Kasih karunia yang dialami oleh Paulus sebenarnya adalah Tuhan Yesus Kristus itu sendiri. Saya percaya dalam pengalamannya Paulus menyadari bahwa kasih karunia Tuhan ini menjadi kekuatan yang menyebar atasnya seperti sebuah kemah. Maka, kasih karunia-kekuatan ini menjadi satu tempat kediaman bagi Paulus dalam penderitaan-penderitaannya. Sewaktu ia menderita, Paulus dapat tinggal di dalam kemah yang menyebar di atasnya ini. Kemah ini, tenda ini, menyokong dia, menopang dia, mempertahankan dia, dan memelihara dia.

Agar kasih karunia Tuhan yang cukup dapat dinyatakan, kita tidak bisa menghindar dari penderitaan. Agar kesempurnaan kuasa Tuhan dapat ditunjukkan, diperlukan kelemahan kita. Karena itu, rasul terlebih suka bermegah atas kelemahan-kelemahannya, supaya kuasa Kristus dapat menaungi dia. Kasih karunia adalah suplai, dan kuasa adalah tenaga, kemampuan dari kasih karunia. Keduanya adalah Kristus yang bangkit, yang sekarang adalah Roh pemberi-hayat yang berhuni di dalam kita (1 Kor. 15:45; Gal. 2:20) untuk kenikmatan kita.

Apa yang kita miliki dalam ayat-ayat ini adalah Tuhan "memasak" Paulus. Tuhan "memasak" Paulus dan membuatnya menjadi "santapan" yang lezat untuk kita nikmati. Selama lebih dari lima puluh tahun, saya telah menikmati Rasul Paulus. Tetapi saya harus bersaksi bahwa saya tidak pernah menikmati Paulus sebanyak yang saya nikmati belakangan ini. Paulus benar-benar santapan yang lezat yang dimasak oleh Tuhan Yesus.

Ketika Paulus mempertimbangkan penglihatan yang tinggi dan wahyu yang menakjubkan ini, duri itu bekerja di atas dirinya untuk menjaganya dari kesombongan dan tinggi diri. Tetapi ketika duri itu bekerja untuk menjaga Paulus agar tetap rendah hati, maka kasih karunia menyuplai dan menopang dia, dan kekuatan menaungi dia. Inilah cara Tuhan yang ajaib dalam memasak Paulus untuk membuatnya mengalami Kristus yang alwasi (meluas ke segala sesuatu). Hasilnya, Paulus menjadi kaya dalam pengalaman terhadap Kristus.

Jangan putus asa bila ada duri yang menipu Anda setelah Anda menerima wahyu dari Tuhan. Penglihatan dan wahyu selalu diikuti dengan penderitaan. Anda tidak perlu banyak berdoa mengenai duri itu. Duri itu tidak akan disingkirkan. Sebaliknya, Tuhan akan membiarkannya tetap ada dengan tujuan mendatangkan kasih karunia bagi kenikmatan Anda. Kasih karunia ini akan menjadi kekuatan Anda setiap hari dan bahkan menjadi tempat kediaman Anda, yaitu menjadi satu kemah yang menaungi Anda. Ini akan memperkaya pengalaman rohani Anda. Ketika kita menikmati kasih karunia Tuhan dan tinggal di bawah naungan kuasa-Nya, kita akan selalu memiliki sesuatu untuk dikatakan mengenai Kristus dan gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 55

No comments: